Kacang Hasil Program Agrikanas Panen Perdana di Bojonegoro

SURYA.CO.ID (5/2/2018) | Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) RI, Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, memimpin panen perdana kacang hasil program Agrikanas (Agribisnis Kacang Nasional) di Bojonegoro, Jawa Timur, Senin (5/2/2018).

Dalam kegiatan itu, Menkop dan UKM didampingi Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Azrul Tanjung, Komisaris GarudaFood Group Hartono Atmadja, Bupati Bojonegoro Suyoto dan Kadivre PT Perhutani Jatim, Sangudi Muhammad.

“Panen perdana kacang dari program Agrikanas ini merupakan tindak lanjut dari hasil Kongres Ekonomi Umat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Pusat Inkubasi Bisnis Syariah (Pinbas) MUI dan KSP menggandeng PT Perhutani dan Garuda Food. Realisasi tahap pertama kemitraan itu dibuktikan dengan pelaksanaan Kegiatan Tanam Raya Perdana kacang tanah di Desa Dander, Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro, pada 31 Oktober 2017 lalu,” kata Puspayoga

Saat tanam perdana pada tahun lalu, hadir Teten Masduki, Kepala Staf Presiden, KH Maruf Amin, Ketua Umum MUI dan Sudhamek AWS, Chairman Garuda Food Group.

Setelah beberapa bulan, akhirnya kegiatan Tanam Raya Perdana Kacang Tanah tersebut telah bermetamorposa menjadi Kegiatan Panen Raya Perdana Kacang Tanah. Hasil panen dari total luas 6,5 hektar sebagai pilot project, menghasilkan sekitar 3 ton per hektar kacang tanah.

“Hasil panen ini sepenuhnya akan dipergunakan untuk bibit kacang tanah yang kemudian akan ditanam di lahan seluas 2.200 hektar dengan hasil kotor sekitar Rp 18 juta per hektar per panen,” jelas Puspayoga.

Program Agrikanas menitikberatkan pada pemberdayaan ekonomi umat yang melibatkan banyak unsur. Antara lain, Perhutani, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Kelompok Tani, PT Perkebunan Nusantara, organisasi kemasyarakatan (ormas) serta pondok – pondok pesantren, petani penggarap dan pihak swasta.

“Dengan adanya kemitraan ini kelompok usaha mikro, kecil dan menengah dapat terlibat langsung dalam rantai nilai usaha milik kelompok usaha besar yakni perusahaan seperti Garuda Food Group,” ungkap Puspayoga.

Pemerintah mendukung program Kemitraan Ekonomi Umat ini karena dapat membantu mengembangkan para petani dan santri sebagai pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Juga akan menjadi sumber ekonomi baru di Indonesia. Mereka memiliki ketahanan ekonomi atau resiliensi yang tinggi, sehingga dapat menjadi penopang bagi stabilitas sistem keuangan dan perekonomian Indonesia.

“Pengembangan ekonomi umat harus digerakkan oleh seluruh pihak terkait”, tambahnya.
Komisaris Garuda Food Group Hartono Atmadja, menambahkan kemitraan ini memberikan kebermanfaatan tidak hanya untuk industri namun juga para Petani serta Santri.

“Mereka mendapatkan ilmu dari pelatihan budidaya kacang tanah dan benih berkualitas yang kami berikan. Dan GarudaFood juga mendapatkan jaminan ketersediaan bahan baku kacang tanah,” kata Hartono.

Bisnis Agrikanas ini merupakan upaya mengarahkan kebijakan, pendampingan maupun monitoring dan evaluasi program agribisnis kacang nasional. Secara kolektif, strategi pelaksanaannya diatur oleh koordinator kolektif terdiri dari MUI, Pemerintah (KSP & Perhutani, pelaku usaha yang berkompeten, dalam hal ini GarudaFood.

Upaya implementasi kemitraannya dengan sistem konsep Inti-Plasma. Meliputi pendampingan, penyiapan benih unggul & penyaluran offtaker. Dengan sistem kerjasama syariah/bagi hasil antara Perhutani, LMDH dan Pinbas MUI. Pendampingan tanam untuk benih Biga (Biji Tiga) dari GarudaFood sebagai Perusahaan Inti.

Pendampingan motivasi & mental dari Pinbas MUI. Untuk Perhitungan bisnis mengacu pada AUT (Analisis Usaha Tani) serta hasil panen diserap sepenuhnya oleh perusahaan Inti.

“Bisnis bisa dikembangkan dengan pola tanam, trading dan industri rakyat. Nilai tambah yang didapatkan berupa income melalui industri rakyat dan dapat dijual sebagai kabas (kacang basah) atau dalam bentuk kacang Ose, kacang Kulit kering, kacang olahan,” ungkap Hartono.

Sebagai analisa gambaran usaha ini setiap 1 hektar lahan tiap petani dibutuhkan waktu panen dalam tempo 90 hari. Lahannya menggunakan lahan perhutani, biaya benih dan operasional awal dari Garuda Food, biaya pupuk & herbisida dari Pinbas MUI.

Sumber : surya.co.id

Tanggal : 5 Februari 2018