Kayu Jati dan Terpentin Sokong Pendapatan Perum Perhutani

KORAN KONTAN (04/06/2018) | Perum Perhutani mencatat kinerja cemerlang di kuartal I-2018. Pengelola hutan pelat merah ini membukukan pendapatan mencapai Rp 906,75 miliar atau melesat 65,68% dibanding periode sama 2017 sebesar Rp 547,3 miliar. Perhutani pun mengantongi laba bersih sebanyak Rp 128,40 miliar, naik 5,8%.

Denaldy M. Mauna, Direktur Utama Perhutani, menyebutkan, pendapatan perusahaannya di awal tahun ini paling banyak berasal dari produksi dan penjualan kayu jati dan getah dari pohon pinus atau terpentin. Hingga Maret lalu, realisasi produksi kayu jati dan rimba Perhutani mencapai 126.743 meter persegi (m²) atau baru 15% dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) 2018.

Sementara realisasi produksi getah pinus sebanyak 18.870 ton atau 19,73% dari target dan daun kayu putih sebesar 2.274 ton atawa 4,7%. “Sementara jumlah wisatawan yang sudah berkunjung sebanyak tiga juta pengunjung atau baru 29,89% dari target tahun ini,” ujar Denaldy kepada KONTAN akhir pekan lalu.

Untuk meningkatkan kinerja tahun ini, Denaldy mengatakan, Perhutani menyiapkan anggaran belanja modal mencapai Rp 800 miliar. Dana ini sebagian besar digunakan untuk untuk menggenjot investasi dan perbaikan internal perusahaan. Misalnya, membangun rumah karyawan dan meremajakan pohon pinus berusia 40 tahun lebih.

Menurut Denaldy, peremajaan pohon pinus menjadi salah satu fokus Perhutani lantaran getah tanaman ini memiliki volume ekspor yang tinggi, yakni 60% dari total produksi perusahaan yang berdiri 1972 ini. Sedang dari pohon pinus, Perhutani memanen getah untuk dijadikan terpentin yang bermanfaat untuk pelapis kertas, kosmetik, dan produk lain.

Pendapatan Perhutani juga dapat sokongan dari sektor lain, seperti produk kayu bundar dan olahan, produk kimia hutan, ekoturisme, flora dan fauna, produk pangan dan kesehatan, serta benih dan bibit. Lalu, pelatihan dan pengembangan hutan, energi bersih, ritel, properti.

Tahun ini, Perhutani menargetkan pendapatan bisa mencapai Rp 4,16 triliun. Target ini naik sebesar 14% dari realisasi pendapatan mereka tahun lalu. Untuk laba, Perhutani memasang target sebesar Rp 442,349 miliar. Agar target itu dapat tercapai, induk usaha PT Inhutani I hingga V ini juga gencar melakukan efisiensi.

Sumber : Koran Kontan, hal. 18

Tanggal : 4 Juni 2018