Kelola Hutan Tingkatkan Swasembada Pangan dan Daging

YOGYAKARTA — Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar workshop “Pengelolaan Penggembalaan di Hutan Jati untuk Mendukung Program Kedaulatan Pangan dan Daging”, Kamis (20/11) ini. Acara ini bertujuan mengoptimalkan pengelolaan hutan sebagai pendukung swasembada pangan dan daging.

“Sejak zaman Belanda, Perhutani memang melarang penggembala masuk hutan jati, karena bisa merusak tanaman. Selain itu injakan hewan gembala memadatkan tanah, sehingga kurang baik untuk pertumbuhan jati. Sekarang justru bagaimana mengelola keduanya sehingga bisa saling memberi nilai tambah,” ujar Ketua Panitia, Daryono Prehaten, kemarin. Menurut Daryono, potensi hutan untuk mendukung swasembada pangan sangat besar, melalui sistem silvikultur. Yaitu memadukan tanaman jati dengan berbagai tanaman, dari padi, ketela, hingga empon-empon di sela-selanya. Terkait dengan swasembada daging, hutan bisa menjadi sumber makanan yang bagus untuk sapi dan kerbau. Undang Investor “Hanya butuh dikelola, bagaimana hewan gembala itu tidak merusak produktivitas tanaman hutan.

Jika ini berhasil, berdasar kajian beberapa pakar kita bisa tidak usah impor daging. Semoga nanti bisa terumuskan kebijakan pengelolaan hutan baik untuk pendukung swasembada daging maupun pangan,” katanya. Workshop akan menghadirkan pembicara utama Kepala Puslitbanghut Perhutani Suwarno, Guru Besar Fakultas Kehutanan Prof Moh Naiem, Guru Besar Fakultas Peternakan Prof Ali Agus, Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Dr Hargo Utomo. Sedangkan Tim Pembahas Utama, pakar kehutanan UGM Prof Sambas Sabarnurdin dan pakar peternakan Undip Dr Bambang WHEP. “Kami juga mengundang calon investor, perbankan, dan OJK. Ini penting supaya pihak perbankan tahu kondisi pemanfaatan hutan oleh masyarakat sekitar, karena selama ini para peternak atau petani sulit mendapatkan kredit,” imbuh sekretaris panitia Atus Syahbudin. (H50-90)

Sumber     : Suara Merdeka, 20 November 2014

Halaman : 10

Share:
[addtoany]