Kembangkan Curug Cigentis

Curug Cigentis merupakan salah satu objek wisata alam di Kab. Karawang. Lokasinya di bawah kaki gunung Sanggabuana atau dipetak 57c, RPH Cigunungsari, BKPH Pangkalan. Objek wisata yang kini dikelola langsung Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta Perhutani Unit III Jabar dan Banten, memiliki areal seluas kurang lebih 5 hektare.

Kepala Administratur (Adm) Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta Joko Baroto, ABK,MSi didampingi Wakil Adm, Rakhmat, BScP, dan Kasi PSDH, Mumuh, MM dan Humas, Dadang Kusmana BE, mengatakan, maksud dan tujuan pengelolaan wisata alam curug Cigentis merupakan upaya menyediakan tempat berwisata harian maupun wisata bermalam untuk perorangan, rombongan maupun keluarga yang ingin menikmati suasana alam yang natural, indah, dan memiliki nilai magis. Joko Baroto mengemukakan, dalam pengelolaan ojek wisata ini, Perhutani bekerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat. Sehingga diharapkan selain hutannya tetap lestari, juga menumbuhkan rasa memiliki pada masyarakat setempat untuk melesatarikan hutan. KPH Purwakarta yang membawahi 10 Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) tersebar di wilayah Kab. Purwakarta, Subang, dan Karawang. Areal hutan yang dikelola seluruhnya sekitar 65.000 hektare yang terbagi tiga klasifikasi yaitu hutan lindung seluas 15.800 hektare, hutan produksi tidak tetap 16.000 hektare, dan hutan produksi 28.500 hektare.

Sejak objek wisata Curug Cigentis ditangani KPH, ungkap Joko Baroto, dilakukan berbagai pembenahan serta melengkapi sarana dan prasarana pendukung untuk memberikan kenyaman dan kemudahan bagi para pengunjung yang ingin menikmati panorama alam yang indah dan asri. Wana wisata yang berlokasi kurang lebih 40 km persegi dari pusat kota ini bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua dan empat. Pengunjung juga bisa menikmati panorama sepanjang jalan menuju Curug Cigentis yang indah asri, jauh dari polusi. “Menuju lokasi Curug Cigentis hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki sejauh 2 km dari tempat parkir, namun pengunjung akan mendapat suguhan pemandangan yang memikat, kejernihan air pada sungai kecil mengalir, sehingga tidak akan terasa lelah. Wisata sambil berolah raga yang membuat sehat karena udaranya yang bersih,” tutur Joko seraya menyebutkan adanya berbagai sarana dan prasarana pendukung. Pada masa penyebaran Islam di Pulau Jawa oleh walisongo, Curug Cigentis merupaksan salah satu tempat yang disinggahi.

Dulu, daerah terebut sebagian besar masyarakatnya beragama Hindu. Walaupun sebelumnya telah meminta izin, tetapi Prabu Siliwangi mempunyai kecurigaan kepada 6 orang wali tersebut dikhawatirkan akan merebut kekuasaan. Untuk mengawasi gerak gerik wall tersebut, Prabu Siliwangi tetap mengizinkan tetapi menyertakan pengawal yang sebelumnya telah didoktrin setia. Di sekitar lokasi Curug Cigentis terdapat sebuah bukit yang sering dipakai pertemuan para wali yang dikenal dengan puncak sanggabuana (sangga=sembila menandakan wali Sembilan dan “Buana”= tempat dimana lokasi tersebut sering dipakai berkumpul) dalam penyebaran agama Islam ke daerah Cirebon, Demak, Kudus, Banten, Garut, Pamijahan Tasikmalaya dan lain-lain. Konon yang membagi-bagi tugas tersebut adalah Syekh Muhidin Abdul Kodir Zaelani.

Pikiran Rakyat, 12 Desember 2011. hal 19

Share:
[addtoany]