Kembangkan Pariwisata, Banyuwangi Gandeng Kemhut dan Perhutani

Banyuwangi – Dalam mengembangkan pariwisata yang ada di wilayahnya, Pemkab Banyuwangi menandatangani nota kesepakatan bersama (MoU) pengembangan pariwisata alam dengan Kementerian Kehutanan dan Perum Perhutani.
Penandatanganan kerjasama tersebut dilakukan oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, bersama dengan Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan dan Dirut Perum Perhutani.
Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan, pihaknya menyambut hangat kerja sama dengan Banyuwangi. Beberapa destinasi wisata Banyuwangi memang terletak di wilayah hutan yang merupakan otoritas Kemenhut dan Perum Perhutani.
“Dengan kerja sama, semuanya jadi lebih enak, dan salin bersinergi untuk mengembangkan wisata. Ada pengaturan tata ruangnya. Jarang ada Pemkab yang sangat getol berubah drastis, mengubah potensi wisata terpendam menjadi bermanfaat buat ekonomi rakyat, tentu dengan tetap menjaga prinsip keberlanjutan lingkungan,” ujar Zulkifli saat mengunjungi Pantai Pulau Merah Banyuwangi sesaat sebelum pembukaan International Surfing Competition, Jumat (23/5).
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, selama ini banyak obyek wisata di Banyuwangi yang belum dioptimalkan karena masih terbentuk pengelolaan di mana banyak di antaranya masuk wilayah hutan. Dengan kerja sama ini, pengelolaan dan pengaturan ruang menjadi lebih jelas.
“Konsep ecotourism atau ekowisata yang menyajikan alam apa adanya ternyata direspons positif. Ke depan pengelolaan Pulau Merah, wisata mangrove Bedul, dan masih banyak lagi yang potensial akan semakin tertata. Tujuannya bukan untuk pemerintah daerah atau Perhutani, tapi lebih ke bagaimana wisata bisa menggerakkan ekonomi rakyat,” jelas Anas.
Melalui kesepakatan bersama ini, kawasan hutan akan tetap dilestarikan guna mendukung pembangunan pariwisata Banyuwangi, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi.
“Ruang lingkup kesepakatan bersama itu meliputi perlindungan dan konservasi sumber daya hutan, pembangunan sistem informasi, dan promosi pengembangan wisata. Tidak hanya itu, pembangunan sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan serta pemberdayaan masyarakat juga menjadi cakupan kerja sama,” jelas Anas.
Dalam beberapa tahun terakhir, gerak ekonomi berbasis wisata di Banyuwangi memang terus bergeliat. Sektor kuliner yang terwakili dari sektor restoran mempunyai nilai tambah meningkat dari Rp560,5 miliar (2011) menjadi Rp654,4 miliar (2012). Sektor perhotelan tumbuh dari Rp286,6 miliar pada 2011 menjadi Rp341,8 miliar pada 2012. Sektor jasa hiburan kebudayaan naik dari Rp 22,3 miliar (2011) menjadi Rp 26,2 miliar (2012). “Ini menunjukkan seniman Banyuwangi banyak diorder untuk tampil di pentas wisata,” ujar Anas.
Penulis: Feriawan Hidayat/FER

Sumber  : www.beritasatu.com

Tanggal  :  23 Mei 2014

Share:
[addtoany]