Bojonegoro (Media Center) – Jelang masa tanam pertama di bulan Oktober nanti, Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Perhutani Bojonegoro akan menggunakan alat baru guna mendeteksi kesuburan tanah. Alat sederhana itu, merupakan penemuan dari mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.
Uji coba alat ini telah dilakukan pada Sabtu (12/7/2014) dan disaksikan langsung oleh Administratur (ADM) KPH Perhutani Bojonegoro, Anggar Widiyatmoko. Ia menyebutkan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kondisi kesuburan tanah, membuat masih banyaknya pemakaian pupuk kimia.
“Kalau warga menggunakan alat ini, bisa menekan biaya produksi untuk pemanfaatan lahan hutan,” ujarnya. Untuk membuat alat sederhana tersebut hanya dibutuhkan biaya sebesar Rp9.000,- . Dengan bahan dasar kunyit dan lampu sebagai indikatornya, penggunaannyapun sangat mudah.
Caranya, tanah dicampur dengan air di wadah gelas plastik dengan perbandingan 1:1, setelah diaduk, kabel listrik yang terhubung dengan stop kontak dan bohlam dicelupkan ke dalam larutan ini. Jika nyala lampu terang, maka tanah tersebut subur. “Karena alat ini masih sederhana, pihak Perhutani akan menyempurnakannya,” lanjutnya. (**mcb)
Sumber : www.kanalbojonegoro.com
Tanggal : 12 Juli 2014