Krisis Air Bersih Melanda Tasikmalaya & Sukabumi

Ribuan warga di lima desa yang masuk wilayah Kecamatan Cikatomas, Kab. Tasikmalaya, kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Mereka harus berjalan kaki sepanjang lima kilometer untuk mendapatkan air bersih. “Lima dari delapan desa yang ada di Cikatomas sangat kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Seperti Desa Pakemitan, Cikatomas, Gunungsari, dan lainnya kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Sekarang, warga harus mencari ke sungai atau ke sumber mata air yang jaraknya sangat jauh,” kata Camat Cikatomas Cecep Saputra, kepada “PR”, Sabtu (17/9) kemarin, di Cikatomas, bersama Wakil Administrasi Perhutani Tasikmalaya Endang Sulaeman.
Sementara itu, warga di Kampung Babakan Bandung, Kelurahan Subang Jaya, Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi, Sabtu (17/9) mengeluhkan rasa gatal. Mereka mengaku rasa gatal menyerang tubuh mereka seusai beraktivitas di Sungai Cisuda seiring dengan musim kemarau yang melanda kawasan itu. Tidak memiliki pilihan lainnya karena sebagian besar sumur-sumur warga mengalami kekeringan, mereka terpaksa memanfaatkan Sungai Cisuda untuk melakukan aktivitas mandi, cuci, dan kakus (MCK).
“Sudah sebulan terakhir rasa gatal luar biasa setelah mandi di Sungai Cisuda kami rasakan. Walaupun rasa gatal kami rasakan, tetapi tidak ada pilihan lain untuk memanfaatkan air sungai itu. Karena sumur kami kering kerontang,” kata Ny. Masitoh kepada “PR”, Sabtu (17/9).
Bantuan air bersih
Perhutani Tasikmalaya, Sabtu (17/9) turun ke Cikatomas memberikan bantuan air bersih sebanyak tiga tangki. Daerah Cikatomas sebagian besar berupa pegunungan kapur, sehingga saat kemarau cepat kering.
“Untuk wudhu saja susah, karena sumur sudah kering. Oleh karena itu, kami meminta bantuan untuk suplai air bersih ke daerah ini. Kami bersyukur ada kiriman satu tangki air ke daerah kantor kecamatan, terus dua tangki ke daerah Pakemitan dari Perhutani Tasikmalaya,” katanya.
Wakil Administratur Perhutani Tasikmalaya Endang Sulaeman mengatakan, pihaknya mengirimkan bantuan air bersih tiga tangki setelah ada permintaan dari warga yang kesulitan air. “Selain itu, kegiatan sosial yang kami lakukan bersamaan dengan sosialisasi cegah dini kebakaran hutan. Artinya, kamijuga menyampaikan pesan ke masyarakat, bagaimana agar sama-sama menjaga hutan, terutama agar jangan sampai kebakaran,” kata Endang.
Sementara tanggapan atas keluhan warga Babakan Bandung, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Sukabumi mengirimkan bantuan air bersih. Warga terlihat antusias setelah mengetahui tangki yang berisi air bersih diberikan kepada warga secara gratis. Mereka antre berebut air bersih dengan membawa ember berbagai ukuran dan jenis.
Menurut Humas PDAM Kota Sukabumi Susi, pihaknya akan kembali memberikan bantuan air bersih kepada warga yang membutuhkan. “PDAM sedang menginventarisasi jumlah kelurahan yang mengalami kesulitan air bersih dari dampak musim kemarau,” ujarnya. (A-97/A-162)***
Nama Media : PIKIRAN RAKYAT
Tanggal : Minggu, 18 September 2011, Hal. 4
Penulis :
TONE : POSITIVE

Share:
[addtoany]