DETIK.COM (2/4/2018) | Petani di Ngawi kembali menemukan 203 fosil di area perhutani Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Desa Rejuno Kecamatan Karangjati. Di lokasi yang sama sebelumnya juga ditemukan 94 tulang dan serpihan dari fosil jenis gajah purba atau Stegodon.
“Iya betul, memang yang kedua kalinya kita saat meninjau lokasi temuan, karena terlihat saat iseng petani dan petugas hanya menggali pakai tangan kok kelihatan. Maka kita amankan takutnya ada orang yang memanfaatkan,” jelas Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Rejuno Budi Sulaksana kepada detikcom, Senin (2/4/2018).
Sarno (45), petani yang menemukan fosil gajah purba sebelumnya kali ini juga berperan dalam penemuan fosil-fosil terbaru ini bersama rekannya sesama petani, Sudarmaji (50), yang sama-sama berasal dari Dusun Grudo, Desa Rejuno, Kecamatan Karangjati, Ngawi.
Budi menambahkan, fosil-fosil baru itu ditemukan sekitar hari Rabu (28/3/2018) dan langsung dilakukan penelitian oleh tim BPCB Jawa Timur yang berkantor di Museum Trinil Ngawi.
Dari hasil pengamatan, lanjut Budi, fosil-fosil ini masih menjadi satu bagian dari temuan pertama. “Temuan baru langsung dilakukan pengamatan oleh Museum Trinil dan memang satu bagian dari temuan awal. Kini kita amankan jadi satu,” tutur Budi.
Budi mengatakan dengan temuan tersebut, kini total terkumpul 297 fosil dan serpihannya yang disimpan di kantor Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Desa Rejuno Kecamatan Karangjati.
Dari total 297 fosil yang ditemukan, yang terbesar adalah bagian kaki gajah purba. Panjangnya mencapai 90 cm dengan diameter 20 cm. Sisanya berupa serpihan tulang yang rusak akibat terkena benda tajam saat penggalian
Fosil-fosil tulang ini rata-rata berukuran panjang antara 3-15 cm dengan diameter 3-5 cm. Selain fosil gajah purba, tim peneliti juga menemukan fosil tanduk hewan banteng dengan panjang 43 cm dan diameter 27 cm.
Sumber : detik.com
Tanggal : 2 April 2018