Mahasiswa ITB "Kuliah" di Hutan 12 Hari

JAKARTA – Untuk menjadi lulusan perguruan tinggi berkualitas tidak cukup hanya mengandalkan teori yang dipelajari selama perkuliahan. Praktik di lapangan dapat memperkaya pengetahuan mahasiswa ketika kelak terjun langsung ke dunia nyata.

Prinsip tersebut yang dipegang oleh program studi (prodi) Rekayasa Kehutanan Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan mengadakan kegiatan praktik lapangan di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwakarta. Para mahasiswa akan menjalani kegiatan di sana selama 12 hari. Demikian, seperti dikutip dari situs ITB, Senin (9/6/2014).
Sebelumnya, dua semester terakhir mahasiswa Rekayasa Kehutanan telah beberapa kali melakukan kuliah lapangan di kawasan hutan konservasi, seperti TWA & CA Pananjung Pangandaran dan TN Bukit Barisan Selatan. Dalam kegiatan kali ini, mahasiswa diajak untuk mengenal dan memahami pengelolaan hutan produksi dan hutan lindung di bawah ruang lingkup Perum Perhutani.
Jenis hutan produksi yang dipelajari oleh mahasiswa di KPH Purwakarta adalah Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan Kelas Perusahaan (KP) Tectona grandis (Jati) untuk produksi hasil hutan kayu. Sedangkan untuk produksi hasil hutan bukan kayu (HHBK) para mahasiswa mempelajari pengelolaan hutan pinus untuk diambil getahnya. Untuk hutan lindung, para mahasiswa diajak untuk mengetahui pengelolaan hutan lindung di Kabupaten Subang dan hutan mangrove.
Setiap harinya, para mahasiswa akan berjalan menjajaki petak per petak hutan yang representatif untuk dijadikan tempat berkegiatan. Menurut Dosen Pembimbing Praktik Lapang ITB Yoyo Suhaya, KPH Purwakrta dipilih karena kelengkapannya akan berbagai jenis hutan, yaitu hutan lindung, hutan produksi, dan hutan mangrove.
Dalam berkegiatan, para mahasiswa benar-benar dibimbing dari nol tentang pengelolaan hutan langsung dengan petugas Perum Perhutani. Misalnya pada KP Jati, mahasiswa diajarkan dan mempraktikkan secara langsung cara pemeliharaan hutan, seperti penyiangan tanaman pengganggu, pengemburan tanah, maupun pemanenan. Untuk KP Pinus, mahasiswa diajarkan cara menyadap getah pinus, teknik persemaian, dan pengelolaan hutan.
Tidak hanya mempelajari berbagai hal tersebut, para mahasiswa juga akan mendapati secara langsung permasalahan sosial sekitar yang dapat mempengaruhi pengelolaan hutan. Dengan demikian calon lulusan Rekayasa Kehutanan akan siap menghadapi tantangan yang akan terjadi di masa depan.
Sumber  :  www.kampus.okezone.com
Tanggal  : 10 Juni 2014

Share:
[addtoany]