Mengoptimalkan Hasil Hutan bukan Kayu

Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Sumedang kini mengoptimalkan usaha hasil hutan bukan kayu. Usaha HHBK itu, di antaranya dengan memproduksi sadapan getah pohon pinus untuk bahan baku pembuatan gondoruken dan minyak terpentin.

Di bawah tegakan pohon pinus, Perhutani pun mengupayakan kerja sama tumpangsari dengan masyarakat desa hutan di bawah Lembaga Masyarakat Desa Hutan.

“Sebelumnya, Perhutani lebih menitikberatkan pada usaha produksi kayu ketimbang HHBK. Akan tetapi, sekarang terbalik. Porsi HHBK lebih besar ketimbang usaha produksi kayu, dengan perbandingan 60:40,” kata Administratur Perum Perhutani KPH Sumedang Agus Mashudi di lokasi hutan pinus di wilayah kerja Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan, Tampomas di Kecamatan Cimalaka, Sabtu (19/4/2014).

Menurut dia, usaha HHBK di kawasan hutan Tampomas dilakukan dengan memproduksi sadapan getah pinus sebagai bahan baku pembuatan gondorukem dan minyak terpentin.

Gondorukem diolah lagi hingga menghasilkan bahan baku berbagai produk kosmetik dan bahan makanan, seperti halnya permen karet. Sementara minyak terpentin, bahan baku pembuatan cat dan pelitur. Lahan hutan pinus di wilayah BKPH Tampomas seluas 14,2 hektare.

“Getah pinus sadapan Lembaga Masyarakat Desa Hutan ini dikirim dan diolah lagi di Pabrik Gondorukem dan Terpentin, Sindangwangi di Nagreg, Kabupaten Bandung, hingga menghasilkan gondoruken dan terpentin. Setelah diolah, barulah dipasarkan di dalam negeri, termasuk ekspor ke Amerika dan Eropa,” kata Agus didampingi Kepala BKPH Tampomas M Edwin Rapid, serta Kaur Humas Perhutani KPH Sumedang, Asep Ali Rahman.

Dari lahan kawasan hutan di KPH Sumedang seluas 37.571, 45 hektare yang dimanfaatkan untuk penanaman pohon pinus seluas 14.896,76 hektare. Namun, total lokasi sadapan tahun 2014 ini baru mencapai seluas 2.214,01 hektare. Lokasinya tersebar di 4 wilayah BKPH, yakni BKPH Tampomas, Tomo Selatan, Manglayang Timur dan Cadasngampar (Jatigede).

Lebih jauh Agus menjelaskan, penyerapan tenaga kerja bidang produksi sadapan getah pinus, hingga kini sekitar 442 orang sebagian besar penyadap lokal Sumedang. Produktivitas penyadap/orang/tahun sekitar 4.023 kg. Sementara target produksi sadapan getah pinus tahun ini mencapai 1.778 ton.

“Mengingat begitu besarnya produksi sadapan getah ini, kami mengharapkan kerja sama pemasaran dengan Dinas Koperasi dan UKM serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Sumedang,” katanya.

Sumber : Pikiran Rakyat, Hal 13
Tanggal : 21 April 2013

Share:
[addtoany]