Sejumlah Badan Usaha MilikNegara (BUMN) kian agresif meningkatkan nilai tambah (value added). Kali ini Perum Perhutani siap membangun tiga pabrik untuk peningkatan nilai tambah hasil hutan.
Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan, pihaknya akan membangun dua pabrik dan satu penyertaan modal untuk pabrik fumitur. ”Total kebutuhan investasi sekitar Rp 700 miliar, ”ungkapnya saat penandatanganan kerja sama dengan BNI di Kantor Kementerian BUMN kemarin (19/12).
Dalam rencana kerjanya, Perhutani membangun pabrik pengolahan derivat gondorukem dan terpenting di Pemalang (Jateng) seluas 2,5 hektare. Lalu, pabrik plywood di Kediri (Jatim) seluas 8,3 hektare serta patungan dengan perusahaan furnitur yang berpusat di Belgia. ”Rencananya, tahun depan sudah dibangun, ”katanya.
Bambang menyatakan, pembangunan pabrik derivat gondorukem dan terpentin akan menghasilkan bahan kimia seperti liserol, betakinen yang merupakan bahan baku bahan minuman, kertas, cat, dan tinta. Harganya diperkirakan cukup tinggi, antara USD 2.000 hingga USD 4.000, bahkan bisa USD 15.000 per ton. Dengan begitu, nilai tambahnya bisa 1,3 hingga 1,7 kali, ”Pabrik ini nanti menyerap, 1.650 tenaga kerja, ”bebernya.
Sedangkan nilai tambah pabrik plywood di Kediri, lanjut Direktur Industri Perum Perhutani Heru Siswanto, bisa mencapai Rp 40 miliar, Itu lebih tinggi daripada kayu sengon (bahan plywood) diekspor dalarn bentuk mentah yang hanya bernilai Rp 28 miliar.
Direktur Keuangan Perum Perhutani A.N.S. Kosasih menambahkan, tahun ini laba Perhutani diproyeksi tembus Rp 400 miliar. Itu berarti lebih tinggi daripada realisasi laba 2010 yang Rp 325 miliar. (owi/c3/oki)
JAWA POS:: Selasa, 20 Desember 2011 Hal. 5