Koran Tempo, Jakarta – Direktur Utama Perusahaan Umum Perhutani Bambang Sukmananto memastikan pabrik derivatif gondorukem dan terpentin di Pemalang, Jawa Tengah, akan mulai beroperasi pada akhir Oktober ini. Pabrik yang digadanggadang akan menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara ini ditargetkan memproduksi 30 ribu ton getah pinus per tahun.
Pabrik itu akan mengubah struktur pendapatan perseroan yang selama ini mayoritas disumbang dari penjualan kayu. “Selama ini kayu menyumbang 55 persen dan non-kayu 45 persen. Pabrik itu akan membalik sumber pendapatan. Sebab, ke depan, mengandalkan kayu saja akan sulit,” kata dia di Jakarta kemarin.
Produk gondorukem dan terpetin merupakan hasil destilasi getah pinus berkualitas tinggi. Gondorukem banyak digunakan di bidang farmasi, sedangkan minyak terpentin merupakan pelarut dan digunakan sebagai bahan baku pelarut cat, bahan baku parfum, disinfektan, dan campuran kimia lain.
Untuk membangun pabrik tersebut, Perhutani mengeluarkan investasi Rp 160 miliar. Sebesar 30 persen bersumber dari kas internal dan pinjaman perbankan 70 persen. Nantinya 40 persen produk untuk pasar domestik dan sisanya diekspor. Jika kinerja pabrik sesuai dengan target, Bambang mengatakan, ke depan bisnis gondorukem akan dipisahkan menjadi anak usaha. “Lima tahun ke depan citacitanya akan dilakukan penawaran perdana saham atau IPO,” kata dia.
Kompetitor utama segmen bisnis gondorukem adalah produk impor dari Cina. Negeri Panda ini mampu memproduksi 600 ribu ton getah pinus per tahun. Pada semester I 2013, Perhutani membukukan laba bersih Rp 465,12 miliar dengan total pendapatan Rp 1,77 triliun.
Pabrik gondorukem milik Perhutani adalah salah satu dari 15 pabrik yang ditargetkan Kementerian BUMN bisa rampung tahun ini. Menteri Dahlan Iskan sebelumnya mengatakan, pabrik lain yang akan dibangun di antaranya pabrik sagu di Papua dan pabrik gula di Banyuwangi, Jawa Timur.
Juga pabrik baja di Cilegon, Jawa Barat, serta pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah. Bambang menambahkan, Perhutani juga akan membangun pabrik sagu, yang berlokasi di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan.
Pemancangan tiang dilakukan bulan ini dan ditargetkan mulai beroperasi tahun depan dengan kapasitas produksi 30 ribu ton tepung sagu per tahun. Untuk merealisasinya, Perhutani menggandeng BUMN lain, yakni PT PLN (Persero) dan PT Barata (Persero).
Jurnalis : Ananda Putri
Koran Tempo | 10 Oktober 2013 | Hal. B3