ID.BERITASATU.ID (19/07/2018) | Sekjen Kementan Syukur Iwantoro mengatakan, Kementan melalui Satgas Kemudahan Berusaha memfasilitasi 17 investor yang telah, sedang, dan akan membangun pabrik gula tebu terintegrasi di Indonesia. Investor tersebut berasal dari dalam dan luar negeri, serta perusahaan gula rafinasi yang sudah ada di Indonesia.
“Total nilai investasi ditaksir mencapai Rp 41,44 triliun. Apabila semua terealisasi maka akan ada tambahan produksi gula 2,35 juta ton dan menyerap 189.650 tenaga kerja secara langsung. Total kebutuhan lahannya 604 ribu hektare (ha),” kata Syukur yang juga Ketua Satgas Kemudahan Berusaha Kementan di Jakarta, Rabu (18/7).
Menurut Syukur, perizinan yang semakin mudah dan transparan, juga adanya pendampingan oleh pemerintah melalui Tim Satgas Kemudahan Berusaha telah mendorong minat investasi pabrik gula. Apalagi sejak adanya izin memanfaatkan hutan produksi untuk tebu melalui kerja sama dengan kesatuan pengelolaan hutan (KPH) atau Perhutani berdasarkan Permen LHK P. 81/2016.
“Dalam catatan kami, tren peningkatan investasi yang masuk ke subsektor gula cukup tinggi, kenaikannya 24% per tahun, setidaknya ini yang kami pantau dan catat untuk periode 2014 hingga tahun lalu,” tutur dia.
Syukur menjelaskan, yang telah, sedang, dan akan dibangun tersebut merupakan pabrik gula terintegrasi. Artinya, produk yang dihasilkan tidak hanya gula, namun juga energi listrik dan produk ikutan lainnya. Pemerintah terus mengarahkan agar investasi gula difokuskan ke luar Jawa, khususnya kawasan Indonesia bagian tengah dan timur.
“Para investor mengharapkan insentif seperti tax holiday, tapi sejauh ini belum ada (untuk gula). Investor juga menginginkan insentif berupa kemudahan proses perizinan, waktu yang terukur, dan pendampingan. Juga ketersediaan infrastruktur, terutama transportasi laut dan pelabuhan bongkar muat,” papar Syukur.
Sumber : id.beritasatu.com
Tanggal : 19 Juli 2018