JAKARTA, PERHUTANI (11/2/2016)| Program kedaulatan pangan yang dicanangkan Pemerintah Jokowi-JK telah menampakkan hasilnya, salah satunya panen raya jagung di petak 31F Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Plosokerep, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Penganten, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Purwodadi oleh Menteri BUMN RI Rini M Soemarno didampingi Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar pada Kamis pagi (11/2/2016).
Menteri BUMN Rini M Soemarmo mengatakan bahwa panen raya ini bentuk sinergi BUMN antara Perum Perhutani sebagai penyedia lahan dan Perum BULOG, sebagai Off Taker. Sedangkan Kementerian Pertanian sebagai penyedia bantuan bibit dan pupuk.
“Bantuan pupuk yang dahulu hanya bisa diterima petani diluar kawasan hutan, saat ini juga diberikan kepada petani diluar kawasan hutan dan pinjaman lunak berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BRI sebesar Rp 100 Juta dialokasikan dalam kawasan hutan. Perhutani diminta lebih aktif berdialog dengan Bank pemberi pinjaman KUR”, ungkap Rini M Soemarmo.
Rencana ekstensifikasi, intensifikasi dan diversifikasi produk dalam rangka kedaulatan pangan dan kesejahteraan masyarakat melalui pembukaan lahan di seluruh Indonesia seluas 9 juta hektar. Sedangkan di Jawa Madura yang berpenduduk 136 juta jiwa membutuhkan areal tanaman pangan cukup luas mengingat rata-rata lahan petani di Jawa hanya 0,2 Ha per orang.
Selama lebih dari lima puluh tahun, Perum Perhutani telah berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat desa hutan melalui penanaman tanaman pangan di kawasan hutan dengan pola Tumpangsari, program Perhutanan Sosial, program Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH), kini dengan sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).
Hasil panen tanaman pangan dari kawasan hutan Perum Perhutani berupa Padi mencapai 71.437 ton (2010); 19.904 ton (2011); 99.520 ton (2012); 44.738 ton (2013); 83.834 ton (2014); 108.594 ton (2015). Hasil panen Jagung mencapai 303.584 ton (2010); 284.428 ton (2011); 430.887 ton (2012); 160.530 ton (2013); 141.675 ton (2014); 396.120 ton (2015). Panen produk Kacang-kacangan mencapai 124.978 ton (2010), 8.189 ton (2011), 6.737 ton (2012), 6.551 ton (2013), 12.531 ton (2014), 2.438 ton. Lainnya berupa empon-empon, Porang, sebesar 1.099.080 ton (2010), 209.391 ton (2011), 60.050 ton (2012), 12.250 ton (2013), 20.939 ton (2014), 17.960 ton (2015).
Untuk mendukung kebijakan Kedaulatan Pangan tersebut sejak 2014 Perum Perhutani bekerjasama dengan Universitas Gadjahmada dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melakukan ujicoba Integrated Farming System (IFS) seluas 156,50 Ha di empat lokasi hutan yaitu Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Randublatung, KPH Cepu, KPH Pati, dan KPH Banyumas Timur. Untuk tahun 2015 ujicoba penanaman diperluas ke 16 KPH Perhutani dengan total areal 4.025,06 Ha dengan jenis tanaman Padi, Jagung dan Kedelai. IFS atau sistem pertanian terpadu adalah pendekatan multidisiplin ilmu untuk optimalisasi pemanfaatan lahan dari hulu sampai hilir dan keterlibatan peran para pihak dari pemerintah pusat sampai daerah, perguruan tinggi, swasta, dan masyarakat.
Selanjutnya melalui surat Sekretaris Kabinet pada 31 Maret 2015 Perum Perhutani diminta Pemerintah untuk lebih mengoptimalkan lahan kawasan hutannya dengan meningkatkan produktivitas pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan melalui Integrated Farming System.
Pada 2016 Perum Perhutani mengalokasikan lahan hutan untuk tanaman padi seluas 15.364 Ha dan jagung 193.820 Ha. Luasan tersebut ditarget menghasilkan gabah 131.488 ton dan jagung pipil 1.220.131 ton, dengan sebaran panen dari Provinsi Jawa Tengah 29%, Jawa Timur 60%, Jawa Barat 11% dan Banten 1%. Kontribusi jagung dari lahan Perum Perhutani tersebut diharapkan akan memenuhi kebutuhan jagung nasional sebesar lebih kurang 20.22 juta ton.
Untuk wilayah Kabupaten Grobogan Jawa Tengah, kawasan hutan Perum Perhutani yang berpotensi menghasilkan jagung seluas 21.670 Ha dengan target produksi 86.683 ton. Luasan tersebut terdapat di empat KPH yaitu tumpangsari jagung di KPH Purwodadi 3.795 Ha, di KPH Semarang 8.132 Ha, di KPH Telawa 2.577 Ha dan di KPH Gundih 6.962 Ha.
Lokasi IFS di petak 31F, RPH Plosokerep, BKPH Penganten, KPH Purwodadi Divisi Regional Jawa Tengah yang dipanen hari ini, luasnya 4,2 Ha adalah hasil kerjasama Perum Perhutani dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Jurang Jero.
Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar menyatakan bahwa kawasan hutan Perhutani dapat memberikan manfaat nyata berupa produk pangan kepada masyarakat sekitar hutan yang dapat dikonsumsi langsung maupun untuk bahan baku pakan ternak. “Dalam rangka mendukung program kedaulatan pangan Pemerintah yaitu Nawa Cita, Perum Perhutani akan terus bersinergi dengan BUMN lainnya” demikian Mustoha Iskandar (Kom-PHT/Kanpus).
©Copyright2016