Dengan perbaikan kondisi lingkungan, diharapkan hasilnya akan dinikmati oleh generasi penerus bangsa ini nantinya. “Tanam dan Pelihara Pohon yang dilakukan secara nvara bertujuan untuk mengubah keadaan dan mernperbaiki kerusakan lingkungan demi masa depan dan anak cucu kita,” kata Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono di Bukit Merah Putih, Indonesia Peace and Security Centre, Sentul, Jawa Barat, Senin, (28/11). Dengan gerakan menanam yang dilaksanakan tersebut, Indonesia telah menetapkan target pengurangan emisi karbondioksida sebesar 26 persen sebelum tahun 2020 nanti. Untuk tujuan tersebut, pemerintah pusat melalui Kementerian Kehutanan telah menjadikan pemeliharaan maupun pengamanan hutan sebagai prioritas kerja.
Dalam kesempatan itu Presiden juga menegaskan bahwa internasional, yang disebut dengan pemeliharan atau, proteksi hutan itu meliputi mencegah perambahan hutan, menghutankan kembali, mencegah atau memerangi pembalakan liar, mencegah mengarasi kebakaran hutan, dan mengelola lahan gambut. “Itulah yang sekarang yang sering menjadi kerangka kerjasama internasional pemeliharan hutan, misalnya Indonesia dengan Norwegia dalam kerangka REDD+ seperti itu,” lanjut Presiden. Menurut Presiden lagi, kelestarian butan di tanah air bukan somata kepentingan domestik, tetapi banyak negara-negara asing mempunyai kepentingan yang bampir sama dengan Indonesia, yakni sebagai paru-paru dunia. “Yang perlu sehat adalah masyarakat dunia. Oleh karena itu, menjadi baik kalau masyarakat dunia peduli dan bekerja sama untuk memelihara hutan di negeri ini,” sambung Presiden. Sementara itu, Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan mengatakan bahwa kegiatan penanaman satu miliar pohon ini selaras dengan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen dengan upaya sendiri dan 41 pesen dengan dukungan internasional pada tahun 2020.
Menhut Zulkifli Hasan juga menjelaskan, pemanasan global juga bukan merupakan f’enomena alam semara, namun merupakan dampak dari aktivitas manusia yang tidak terkendali yang menyumbang emisi gas rumah kaca di atmosfer sehingga menyebabkan meningkatnya suhu bumi. “Dampak dari pemanasan global merupakan suatu kenyataan yang telah kita rasakan bersama, kita terlihat dari terganggunya ekosistem, kondisi cuaca yang ekstrim, terganggunya sistem tata air daerah aliran sungai serta ancaman terjadinya bencana alam banjir, tanah longsor dan kekeringan, bahkan terganggunya ketahanan pangan nasional,” kata Zulkifli. Dia menegaskan, selama ini manfaat penanaman pohon telah secara nyata memberikan kontribusi tidak hanya untuk menurunkan tingkat ernisi gas rumah kaca global, tetapi juga berperan mencegah terjadinya bencana alam banjir, tanah longsor pada musim penghujan serta mencegah terjadinya kebakaran dan kekeringan pada musim kemarau. Apalagi, katanya, menanam pohon juga berdampak langsung pada meningkatkan kesejahteraan masyarakat, utamanya masyarakat pedesaan di berbagai daerah di Indonesia.
Semua Pihak
Untuk melaksanakan, kegiatan penanaman dalam skala besar yang mula. dilakukan sejak Februari lalu, Menhut pada Sosialisasl peraturan Menhut No.61/2011 tentang Panduan Penanaman 1 Millar Pohon tahun 2011, meneruskan semua pihak untuk berperan serta kegiatan ini akan mencapai puncaknya pada 28 November mendatang saat Peringatan Hari Penanaman Pohon Indonesia dan Desember pada saat Bulan Menanam Nasional. Kata Zulkifli, keberhasilan penanaman satu miliar pohon harus menjadi tanggung jawab bersama, balk unsur pemerintah, maupun non pernerintah, seperti LSM, pramuka dan organisasi masyarakat lainnya. Dan secara khusus, dia kembali meminta dukungan dari kaum perempuan, menurut dia, keberhasilan dalam kegiatan penanamanyang dilakukan belakangan ini tidak lepas dari peran serta kaum perernpuan dan ibu-ibu yang dimotori oleh 7 organisasi, yaitu Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKlB), Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Dharma Pertiwi, Aliansi Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan, Dharma Wanita Persatuan, Tim Penggerak PKK dan Bhayangkari. “Saya memberikan apresiasi yang tinggi atas prakarsa ibu-ibu selama ini. Semoga di tahun 2011, peran dan dukungan ibu- ibu semakin meningkat,” ujar Zulkifli.
Menurut Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali Jratun, Jawa Tengah, C. Kukuh Sutoto, secara umum minat menanam di masyarakat Jateng sangat tinggi, sehingga pihaknya tidak akan sulit untuk melibatkan masyarakat dalam kegiatan penanaman satu miliar pohon. Minat tersebut, katanya, tumbuh seiring dengan menariknya harga jual kayu hasil penanaman yang dibeli. industri perkayuan, “Karena harganya bagus, otomatis rnasyarakat berbondong-bondong untuk menanam,” kata Kukuh. Tingginya permintaan bibit membuat bibit yang disediakan kantor BPDAS Pemali Jratun selalu habis, tegasnya. Padahal menurut dia, tahun lalu kegiatan penanaman di DAS Pemali Jratun mencapai lebih 100 juta batang dan tahun ini diharapkan bisa lebih. Apalagi, persiapan sudah dilakukan dengan melibatkan kelompok tani.
Untuk mendukung kegiatan penanaman dalam rangka OBIT 2011, BPDAS Pemali Jratun sudah menyiapkan sekitar 3,5 juta batang bibit, ditambah pasokan dari 364 kebun bibit rakyat. Pasokan bibit juga diharapkan dari bantuan Perum Perhutani. Penanaman pada tahun ini ditargetkan pada lahan kritis yang luasnya mencapai 40.000 hektare. “Kita berharap lahan kritis ini sudah tertanami semua pada 2014.” Sementara menurut Kepala BPDAS Way Seputih, Way Sekampung, Lampung, Sucipto kegiatan penanaman OBIT di daerahnya akan didukung dengan pasokan bibit dari 353 kebun bibit rakyat. Selain, bibit yang juga disediakan pemerintah melalui kebun bibit modem yang dibangun di tiap provinsi, pasokan bibit juga diperoleh dart kalangan swasta yang juga terlibat langsung dalam penanaman.
Yang menarik, katanya, kelompok tani yang dilibatkan secara aktif dalam kegiatan penanaman OBIT di Lampung sudah membuat aturan yang mengharuskan setiap petani menanam 50 jenis pohon kayu jika ingin memperoieh dan menanam bibit pala Bibit pala ini banyak diinginkan petani di kabupaten Tanggamus. Sementara di Lampung Barat, permintaan bibit mangga, durian, dan rambutan okulasi juga banyak disuarakan petani dan masyarakat. Agar bisa mendulang sukses, Kemenhut pun menyiapkan sejumlah pendukung, di antaranya membangun Kebun Bibit Rakvat (KBR) sebanyak 10.000 unit untuk pemenuhan kebutuhan bibit. Jumlah tersebut melengkapi 8.000 unit yang sudah terbangun tahun lalu. Selain itu, Kemenhut pada tahun ini juga membangun persemaian modern di semua provinsi agar bisa memasok bibit yang berkualitas.
Menurut Dirjen Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial (BPDAS dan PS) Kementerian Kehutanan, Harry Santoso, pihaknya akan mensinergikan kegiatan penanaman pohon lintas sektoral balk di pusat, provinsl maupun di kabupaten/ kota. “Untuk itu kami akan membenruk kelompok kerja penanaman di tingkat pusat, maupun di daerah,” katanya. Pemerintah juga akan memobilisasi sumber daya yang ada, balk materi maupun non materi. Selain itu, dibentuk posko bibit juga akan dilakukan agar memudahkan masyarakat memperoleh pasokan bibit.•
Nama Media : JURNAL NASIONAL
Tanggal : Selasa, 29 November 2011, Hal. 9
TONE : NETRAL