Pendapatan Perhutani Melonjak 26%

INVESTOR DAILY (23/08/2018) | Perum Perhutani meraih pendapatan Rp 1,80 triliun pada semester I-2018, atau naik 26% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Perbaika kinerja keuangan tersebut seiring suksesnya langkah perusahaan pelat merah itu dalam melakukan upasah sestukturisasi perusahaan sejak kuartal IV-2016 dan transformasi bisnis ang muai dijalankan pada 2017.

Laba bersih BUMN tersebut pada periode semester I-2018 juga tumbuh 63% menjadi Rp 469 miliar, bahkan angka laba tersebut telah melampaui laba setahun 2017 sebesar Rp 406 miliar. Pada  2016, Perhutani mengalami rugi Rp 357 miliar, dengan mengabaikan kodisi keuangan perusahaan, untuk dapat mendorong pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan maka perhutani telah mengaggarkan belanja modal (capex) tahun ini sebesar Rp 800 miliar.

Direktur Utama Perhutani Denaldy Maulino Mauna menjelaskan, pada kuartal IV-2016, perhutani mulai menerapkan restrukrisasi perusahaan dengan menerapkan program cost reduction programme (CPR) secara konsisten. CPR berfokus pada biaya overhead dan sistem problem identificaltion correctives action (PICA) sebagai alat bantu manajemen yang diaplikasikan pada seluruh tingkat Kesatuan Pangkuan Hutan (KPH).

Program itu dilanjutkan transformasi bisnis pada 2017 dengan mealakukan perubahan stuktur organisasi menjadi lebih ramping dan menerapkan business process reengineering (BPR) di berbagai lini proses untuk untuk meningkatkan quality, speed, dan cost (efisiensi biaya) secara terukur dan dilakukan perbaikan secara terus menerus. Hasil BPR tersebut termasuk terciptanya rebranding wisata canopy pada dua lokasi percontohan, yaitu Kawah Putih di Ciwidey dan Banyunget di Trenggalek. yang telah berhasil memberi kontibusi adalam peningkatan laba 2017.” Dampaknya Perhutani meraih prndapatan Rp 1,80 triliun pada semester I-2018” kata dia di Jakarta, kemarin.

Sementara itu, lanjut dia, belanja modal 2018 sebesar Rp 800 miliar digunakan untuk revitalisasi pabrik dalam memperkuat eksistensi perusahaan di hilir pada tingkat global termasuk industri kayu, minyak kayu putih dan madu, serta pembangunan rest area.”Alokasi yang besar juga diberikan untuk penanaman hampir 30 ribu hektare (ha) pohon dalam mempercepat penutupan lahan antara lain kayu jati jenis klon JPP (Jati Plus Perhutani) dan pinus bocor getah,” jelas dia.

Kedua jenis pohon tersebut merupakan hasil terobosan temuan Perhutani dengan hasil kualitas yang baik serta daur yang lebih pendek. Untuk dapat menghitung potensi potensi tegakan pohon yang lebih akurat dan tepat waktu serta dapat meningkatkan pengamatan tegakan secara efisien. perusahaan telah mulai menggunakan fixed wing drone dengan teknologi yang paling mutakhir.

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan, pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan merupakan pola utama yang diterapkan perusahaan dalam pengembangan usaha hulu perusahaan yang terwujud dalam program perhutani sosial agroforestry. Dalam program tersebut, berbagai pemangku kepentingan terlibat mulai dari pemberian bimbingan teknis, subsidi bahan baku,pinjaman modal kerja sampai dengan jaminan pembelian yang menguntungkan yang menguntungkan petani. saat ini, telah ditetapkan 66 lokasi perhutanan sosial dan lebih dari 200 lokasi masih dalam proses verifikasi para pihak terkait.

 

Sumber : Investor Daily, hal. 7

Tanggal : 23 Agustus 2018