Penjarah Hutan Lindung di Tuban Ditembak Polisi

TRIBUNJOGJA.COM, TUBAN – Kelompok penjarah hutan lindung milik Perhutani di Desa Guwoterus, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban kembali beraksi, Minggu (06/10/2013) pagi. Mereka semakin bertindak beringas, serta membuat polisi menembak tiga di antara ratusan pelaku.
Tiga penjarah hutan itu adalah Parto Sukiran (45), Darkum (23), dan Tono (30). Ketiganya merupakan warga dari Desa Sidonganti, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban. Masing-masing pelaku ditembak pada bagian dada, tangan serta kakinya.
“Mereka kami tembak karena melawan, serta hendak melukai petugas yang berada di lokasi,” kata AKP Wahyu Hidayat, Kasat Reskrim Polres Tuban pada Surya Online, Minggu siang (6/10/2013).
“Untuk sementara yang berhasil kita tangkap ada tiga pelaku, sementara pelaku yang lain masih melarikan diri,” terang AKP Wahyu Hidayat, Kasat Reskrim Polres Tuban.
Wahyu menjelaskan penembakan itu bermula dari serbuan kelompok penjarah ke areal hutan lindung di petak delapan, BKPH Mulyoagung, KPH Parengan, sekitar pukul 07.30. Mereka datang dengan menggunakan sepeda motor, serta membawa berbagai peralatan pemotong kayu.
Ketika itu petugas jaga hutan di sekitar lokasi langsung mengambil tindakan. Mereka segera melapor, dan meminta bala bantuan dari polisi yang telah bersiaga tak jauh dari lokasi.
“Kami saat itu sudah siap mengantisipasi. Ada 13 polisi, serta 20 polisi hutan yang berada di lokasi,” tutur Daniel Budi Cahyono, Kepala KPH Parengan, Tuban.
Kendati demikian, para penjarah ini rupanya tak memperdulikan keberadaan polisi. Bahkan setelah tembakan udara ketiga, kelompok penjarah ini masih tetap berusaha merobohkan 26 pohon jati yang rata-rata berusia 50 tahun itu.
Mereka juga makin beringas, dan melawan petugas hingga membuat polisi menembak tiga diantara pelaku.
“Setelah peristiwa penembakan itu massa (kelompok penjarah) kemudian kabur,” kata Daniel.
Daniel menjelaskan, kelompok penjarah ini merupakan kelompok lama yang beraksi pada Kamis (03/10/2013) lalu. Itu terlihat dengan tertangkapnya motor penggerak yang berinisial PRT atau Parto Sukiran.
Pria ini masih berada di RSUD Dr R Koesma untuk menjalani perawatan pasca ditembak bersama dua rekan lainnya.(*)

Sumber : www.jogja.tribunnews.com
Tanggal : 6 Oktober 2013

Share:
[addtoany]