Penuhi Kebutuhan, Purwakarta Gerakkan Program Tanam Kedelai

 

TEMPO.CO (23/11/2017) | Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, tengah serius mengembangkan program tanam palawija kacang kedelai. Hal tersebut dilakukan dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan lokal dan regional.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi berharap melalui pengembangan budi daya tanaman kedelai tersebut, para pelaku usaha, seperti perajin tahu-tempe, tak harus menggantungkan diri pada produk kedelai impor.

“Tak ada kata terlambat. Jadi, kita lakukan budi daya kedelai ini buat kepentingan kemandirian pangan kita,” kata Kang Dedi, sapaan akrab Bupati, Jumat, 7 Juli 2017.

Selain untuk memenuhi program kemandirian pangan, kedelai memiliki nilai ekonomi tinggi karena harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan komoditas pangan lain. “Sekarang saja harga jualnya Rp 80 ribu per kilogram,” ujarnya.

Pasarnya pun sudah jelas. Sebab kebutuhan kedelai untuk lokal saja sejauh ini masih kekurangan. Kalaupun surplus, kedelai bisa dipasarkan dengan cepat melalui Pasar Induk Cikopo. “Sekali lagi, soal pemasaran enggak masalah,” ucapnya.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta Agus Rachlan Suherlan menambahkan, masa tanam kedelai relatif cepat. “Hanya butuh waktu dua hingga tiga bulan sampai datang masa panen,” tuturnya.

Agus menyebutkan, pada tahap awal, program ketahanan pangan khusus kedelai tersebut sudah dikembangkan di atas lahan tadah hujan seluas 414 hektare, yang tersebar di Kecamatan Campaka, Cibatu, Manis, Bungursari, dan Tegalwaru. Sebagian lahannya ada yang milik Perhutani. “Tahun berikutnya pasti ada penambahan luas area lagi,” katanya.

Untuk menyukseskan program tersebut, Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta memberikan berbagai bantuan stimulasi, seperti bibit, pestisida, dan pompa air. Sementara pengelolaannya dikerjasamakan antara petani, TNI, dan lembaga swadaya masyarakat daerah hutan.

Sumber : tempo.co

Tanggal : 23 November 2017