Penyadap Lebih Suka Produksi Getah Premium

Penyadap Banyumas Barat

Dok.Kom-PHT @2014

PURWOKERTO, PERHUTANI(23/9) Administratur Perhutani Banyumas Barat, Setiawan mengapresiasi kegiatan penyadapan getah pinus dengan produksi getah premium. “Untuk meningkatkan pendapatan para petani sadap tidak hanya kwantitas saja akan tetapi kwalitas harus diperhatikan” apalagi harga getah premium lebih mahal dari getah mutu II dan Mutu I.

Dengan memproduksi getah premium akan menghasilkan keuntungan bagi penyadap, tarip iname penerimaan Getah Premium Rp.4000/Kg, Mutu I Rp. 3100/Kg dan Mutu II Rp.2700/Kg. Produksi getah pinus Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Barat terdiri dari mutu II, Mutu I dan Getah mutu Premium, masing-masing dengan perbedaan harga yang cukup signifikan, lanjutnya.

Perlakuan untuk mendapatkan getah premium antara lain jarak tempurung dengan batas quare atas 30 Cm, dari quare atas sampai dengan tempurung ditutup rapat dengan plastik untuk menghindari getah mengkristal dan kotoran-kotoran yang masuk. Kemudian dilakukan peludangan dengan dilakukan penyaringan dengan ukuran lubang berdiameter 0,2 Cm sampai dengan 0,5 Cm dan tidak boleh ditekan atau digilas dibiarkan menetes dengan sendirinya. Setelah getah tertampung dalam drum dibiarkan selama satu hari, hal ini dimaksudkan agar air yang terkandung dalam getah naik dan dapat dibuang. Dengan cara ini akan didapatkan getah premium dengan kadar kotoran dan air antara 0 s/d 7 %.

Menurut Sugoto, penyadap petak 53b Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Lumbir Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lumbir mengatakan bahwa ia lebih suka memperlakukan sadapan dengan memproduksi getah Premium walaupun perlu waktu dalam pemrosesan tetapi dari sisi pendapatan dari 1 pikul seberat 52 Kg akan mendapat tambahan sekitar 25 ribu sampai 30 ribu rupiah. (Kom-Pht/Byb)

 
Editor  :  Ruddy
@copyright 2014

Share:
[addtoany]