Perhutani Adopsi Prinsip Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

BERITASATU.COM (25/9/2017) | Perum Perhutani sebagai BUMN Kehutanan terbesar di Indonesia, mengajak konsumen kayu dan masyarakat untuk peduli kelestarian hutan dengan menggunakan produk-produk berbahan kayu berasal dari hutan yang dikelola perusahaan secara bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Direktur Keuangan Perhutani, Sugiarti mengatakan, melalui kegiatan Indonesia FSC Week 2017, pihaknya mengajak konsumen, masyarakat dan generasi muda untuk peduli pada kelestarian sumber daya hutan, mulai dari kesdaran dalam memilih produk-produk ramah lingkungan.

“Sebagai produsen kayu jati terbesar di dunia, kami berkomitmen untuk senantiasa mengelola hutan secara lestari, dengan menerapkan kelestarian produksi, kelestarian lingkungan dan sosial,” kata Sugiarti, di Jakarta, Senin (25/9).

Menurutnya, Perhutani sendiri telah menerapkan sepuluh prinsip Sustainable Forest Management dalam pengelolaan hutan yang mengacu pada standar internasional Forest Stewardship Council (FSC).

“Perhutani merupakan perusahaan pertama di dunia yang memperoleh sertifikat internasional Sustainable Forest Management dari Smartwood Rain Forest Alliance. Bahkan, Perhutani telah meraih sertifikat FSC pada tahun 2011,” kata dia.

Saat ini, kata Sugiarti, Perhutani mengelola 3,7 juta hektare (ha) kawasan hutan di Indonesia (Perhutani Group) atau 2,4 juta ha di wilayah Jawa dan Madura.

“Adapun produk utama yang dihasilkan antara lain kayu bulat, kayu olahan, gondorukem, terpentin, minyak kayu putih, 236 wisata alam dan produk agribisnis lainnya,” tambahnya.

Menurut Sugiarti, konsumen saat ini tidak hanya melihat harga sebagai faktor penentu pemilihan produk. Untuk itu, lanjutnya, Perhutani terus mendorong perilaku green consumer bisa semakin meluas.

“Perusahaan kehutanan di Eropa, Amerika Serikat, bahkan Afrika sebagai penghasil produk kayu dan kertas telah melakukan hal ini. Sebagai produsen kita berperan memberi edukasi dan mengajak masyarakat untuk ambil bagian dalam pelestarian lingkungan, khususnya hutan,” tambahnya.

Sumber : beritasatu.com

Tanggal : 25 September 2017