TEMPO.CO, Jakarta – Perum Perhutani berencana membangun pabrik sagu terbesar di Papua. Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan pabrik akan berlokasi di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan. “Ground breaking bulan depan,” kata Bambang seperti dikutip dalam rilis Kementerian BUMN, Jumat 27 September 2013.
Rencananya, pabrik akan mulai beroperasi tahun 2014 dengan kapasitas produksi hingga 30.000 ton tepung sagu per tahun. Untuk merealisasikannya, Perhutani menggandeng BUMN lain, yakni PT PLN (Persero) dan PT Barata (Persero).
PLN akan membangun pembangkit listrik untuk memasok setrum. Sedangkan Barata membangun pabrik sagu. Listrik yang dihasilkan PLN juga akan dijual secara komersial. Pembangkit ini akan menggunakan bahan bakar kulit pohon sagu.
Diperkirakan, investasi yang diperlukan berjumlah Rp 100 – 120 miliar. Sebanyak 30 persen dana akan diambil kas perusahaan, dan sisanya dari pinjaman perbankan. “Perkiraan nilai investasi itu untuk pabrik saja, belum termasuk pembangkit. Pembangkit akan dibangun PLN,” kata Bambang saat mengunjungi lokasi pembangunan.
Perhutani memiliki konsesi untuk lahan pohon sagu seluas 16.000 hektare di sekitar pabrik. “Ini dapat izin areal dinas kabupaten sekitar 16.000 hektare. Yang berpotensi efektif untuk sagu 10.000 – 11.000 hektare,” katanya.
Bupati Sorong Selatan Otto Ihalauw yang juga hadir di kesempatan itu menyambut baik rencana pembangunan pabrik. Ia mengatakan, potensi sagu di daerah Sorong Selatan sangat besar.
“Ini daerah baru, kami ingin maju. Mereka mau melepas tanah untuk BUMN sektor kehutanan. Sorong Selatan punya 750.000 hektare potensi luas hutan sagu,” katanya.
Menteri BUMN Dahlan Iskan berpesan agar masyarakat Sorong ikut terlibat dalam proses distribusi sagu ke pabrik. “Harganya yang wajar, jangan yang mahal. Pabrik ini belum tentu untung. Pabrik enggak boleh jual mahal-mahal, beli batang mahal nanti sagu mahal, pabrik tutup. Semua jadi mahal,” kata Dahlan.
Jurnalis : Ananda Putri
Tempo.co | 27 September 2013 | 11.14 WIB