Perhutani Akan Menambah Empat Anak Usaha Baru

JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) segera menunjuk Perum Perhutani sebagai Holding atau induk usaha badan usaha kehutanan. Holding badan usaha kehutanan ini rencananya resmi beroperasi pada Oktober 2014.

Menyusul pembentukan holding kehutanan ini, Perhutani berencana menambah jumlah anak usahanya. Hingga tahun 2018 mendatang, akan ada empat anak usaha baru Perhutani.
Empat anak usaha itu bergerak di sektor gondorukem, kayu, properti, dan energi. Secara bertahap, Perhutani akan mulai mendirikan anak usaha yang berbisnis gondorukem, kayu, dan properti pada 2016.
Tahun 2018, Perhutani membentuk anak usaha di bisnis energi. Tedjo Rumekso, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Perhutani, menjelaskan, alasan pembentukan anak usaha ini murni keinginan perusahaan untuk masuk ke sektor hilir. Menurut dia, omzet bisnis gondorukem dan kayu masing-masing telah mencapai Rp 1 triliun.
Kontribusi bisnis gondorukem dan kayu itu cukup besar bagi pendapatan Perhutani. Perusahaan ini pun berniat menggenjot lagi bisnis gondorukem dan kayu dengan menjadikannya sebagai anak usaha tersendiri agar lebih fokus. “Nanti akan kami sinergikan juga dengan Inhutani yang dapat menjadi pemasok bahan baku,” tutur Tedjo, akhir pekan lalu.
Gondorukem dan terpentin merupakan bahan balai sabun, parfum, detergen, kosmetik, zat aroma pangan dan obat-obatan, serta bahan insektisida pertanian. Adapun jenis kayu yang dihasilkan Perhutani adalah kayu jati, pinus, mahoni, damar, akasia, sengon, jabon, rotan, dan bambu. Kayu dari Perhutani digunakan sebagai bahan furniture, flooring, de-cking, listoni dan skirting.
Di sektor properti, Perhutani telah memiliki sejumlah kawasan yang telah dikembangkan. Antara lain resort di Lembang, Bandung, dan Tanjung Papuma, Jember.
Di sektor energi, Perhutani akan menggandeng PT PLN Enjinering, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan swasta. Mereka akan membangun mini hydro atau pembangkit listrik tenaga air bertenaga 50 megawatt. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada 2018.
Proyek mini hydro ini memakan biaya hingga Rp 5 triliun. Listrik mini hydro Perhutani akan menggarap potensi di Kendal, Jawa Tengah sampai Banten. (MonaTobing)

Sumber  : Kontan, Hal. 17

Tanggal  :  25 Agustus 2014

Share:
[addtoany]