Perhutani Balapulang Bantu Air Bersih

SUARAMERDEKA.COM (08/09/2018) | enghadapi musim kemarau, Perhutani KPH Balapulang memberikan air bersih pada warga Kecamatan Larangan dan Ketanggungan, Brebes. Pengiriman air bersih dilakukan sejak dua hari berturut-turut (6-7 September) kemarin, guna membantu meringankan beban masyarakat yang membutuhkan air bersih.

Administratur KPH Balapulang Gunawan Sidik Pramono mengatakan, pihaknya secara rutin setiap musim kemarau membantu air bersih pada masyarakat sekitar hutan. Ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian pada masyarakat, agar ikut menjaga hutan yang menjadi tanggung jawab perhutani. ”Kami sudah empat tahun berturut turut memberikan bantuan air bersih kepada masyarakat sekutar hutan,” tuturnya.

Desa yang mendapat prioritas pengiriman air antara lain, Desa Pamulihan Kecamatan Laranga, kemudian Desa Cikeusal Kecamatan Ketanggungan. Dia berhapa dengan dukungan air bersih ini, warga yang kesulitan air dimusim kemarau bisa terbantu dengan adanya program ini.

Pihaknya sudah mengirim air bersih sebanyak 10 tangki. Enam tangki tersebar di Dukuh Mingkrik dan dua tangki Desa Pamulihan dan dua tangki ladgi di Desa Cikeusal Kecamatan Ketanggungan Brebes. Kepala Desa Pamulihan Rodi mengapresiasi kepedulian Perhutani terhadap kesulitan warganya. Sebab, sejak kemarau ini harus mencari air dengan cara menggali sungai yang kering dengan jalan kaki sejauh tiga sampai empat kilometer.

Dia mengatakan, dengan adanya bantuan tersebut warga bisa menampung dan memanfaatkan air yang diberikan secara cuma-cuma itu. Seperti diketahui, beberapa desa di wilayah Brebes bagian tengah mulai awal Agustus ini mengalami krisis air bersih akibat musim kemarau di wilayah tersebut. Akibatnya banyak warna terpaksa membeli air bersih untuk kebutuhan minum dan memasak. Selain Desa Pamulihan (Larangan) dan Cikeusal (Ketanggungan), desa yang mulai kesulitan air bersih antara lain, Desa Karangbale, Desa Slatri Kecamatan Larangan. Hadi (24) warga Desa Pamulihan mengakui, saat ini air bersih sangat sulit didapat. Karena sungai maupun sumur di sekitar rumahnya sudah tidak mengeluarkan air lagi. ”Memang ada satu dua sumur yang masih keluar air, namun rata-rata sudah kekeringan,” tuturnya.

Mengingat air merupakan kebutuhan pokok, warga pun akhirnya rela membeli air galon isi ulang atau kemasan untuk kebutuhan minum maupun memasak.

 
Sumber : suaramerdeka.com
Tanggal : 8 September 2018