Suara Karya, SURABAYA – Perum Perhutani membentuk warung Kayu untuk menekan maraknya kasus pencu-rian kayu di Jawa Timur. Warung yang menyediakan kayu jati eceran berharga subsidi 21 persen itu dibentuk di sentra-sentra kerajinan yang selama ini menjadi tempat rujukan kayu-kayu curian.
Menurut Kepala Biro Perlindungan Daya Hutan Perhutani Unit II, NP Adnyana, dalam waktu dekat akan dibentuk Warung Kayu di kawasan Montong Tuban. ’’Karena sejak 2012 hingga Agustus ini saja, kayu jati yang hilang di wilayah itu mencapai 17 ribu pohon se-nilai Rp 16 miliar,” ujamya di Surabaya, Jum’at (11/10).
Mayoritas kayu hasil jarahan itu dipasok ke sentra pembuatan meubel kayu mentah di, Montong Tuban. Selanjutnya meubel setengah jadi itu dikirim ke Jepara untuk dirakit menjadi meubel berkualitas ekspor.
Jati asal Desa Sidonganti Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban diakui banyak dincar para pengrajin. Bahkan belakangan Jati Rogo yang merupakan jenis jati induk, dicuri oleh kawanan melibatkan 300 orang.
Jati di lokasi itu rata-rata sudah ditanam sejak 1916-1952. Jati asal Tuban ini merupakan jenis jati terbaik dan hanya dikalahkan oleh jati asal Myanmar, untuk memudahkan para pembeli eceran tersebut, pihaknya menyediakan jasa penggergajian.
”Jadi produk kayu jati itu nantinya keluar dari Rumah Kayu dalam bentuk potong per potong,” jelasnya. Pembentukan Rumah Kayu di Tuban itu merupakan yang ke-3 setelah sebelumnya toko yang sama didirikan di Nganjuk dan Jombang. Dua wilayah itu juga memiliki banyak teijadi kasus pencuriah kayu.
Sejak didirikan sentra penjualan eceran tersebut, nilai kerugian akibat pencurian kayu di Jombang yang mencapai Rp 11 miliar berhasil ditekan. Kondisi yang sama terjadi di wilayah Nganjuk. (Andira)
Suara Karya | 14 Oktober 2013 | Hal. 7