Perhutani Bidik Pertumbuhan Laba 140%

PERUM Perhutani mengincar pendapatan tahun ini sebesar Rp4,6 triliun dengan laba Rp287 miliar. Artinya perusahaan mengincar pertumbuhan bisnis 140% ketimbang tahun lalu yang membukukan pendapatan Rp 3,9 triliun dengan laba Rp 205 miliar.

Menurut Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto, kontribusi pendapatan terbesar biasanya berasal dari industri kayu sebesar 75%. “Tahun ini tren bergeser, kontribusi pendapatan dari industri kayu 52% dan industri nonkayu 48%,“ ungkapnya di Jakarta, akhir pekan lalu, Komoditas terbesar yang akan dikembangkan dari industri nonkayu berasal dari getah pinus. Untuk itu, perusahaan mengembangkan bibit unggul Jati Plus Perhutani, tanaman pinus bocor getah, dan pengembangan karet dengan sistem agroforestry di Jawa Barat dan Banten.

Selanjutnya, Perhutani juga merevitalisasi industri kayu dan nonkayu dengan membangun pabrik-pabrik seperti pabrik plywood di Kediri, pabrik penepungan Porang di Pare, dan akan datang pabrik sagu di Sorong Selatan.

Untuk pabrik sagu, Bambang menargetkan pembangunan bisa rampung tahun depan.
Pabrik itu akan berkapasitas produksi 30 ribu ton. Investasi untuk pabrik sagu tersebut mencapai Rp80 miliar.

“Setelah mendapat rekomendasi dari Kementerian BUMN, Perhutani meneliti ke lapangan soal manajemen pro duksi dan bisnisnya, jadilah dibangun pabrik sagu,“ jelas Bambang.

Sementara itu, untuk meningkatkan pelayanan bagi konsumen, Perhutani berencana mengembangkan penjualan kayu secara daring. Saat ini proyek jual kayu daring tersebut masih dalam proses pengembangan di Ciamis. “Ini masih dijalani, masih buat barcode untuk kayu-kayunya, dua tahun ke depan mulai fungsi,“ tandasnya. (Ire/E-3)
Sumber : Media Indonesia, Hal 19
Tanggal : 1 April 2014

Share:
[addtoany]