Perum Perhutani dan Marubeni Plax, Rabu kemarin di Osaka, resmi mengikat kontrak dagang jangka panjang pembelian gum rosin dari Perhutani.
Kesepakatan ini ditandatangi oleh Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto, Noritoshi Toyoda dari Marubeni Plax Corporation, dan Bambang Triadmodjo Direktur PT Milatronika Karya Niaga yang menjadi sales agent gum rosin Perhutani. Kesepakatan ini juga dihadiri Presiden Marubeni Plax Corporation, Hirotsugu Uchida.
Dalam siaran persnya, Bambang mengatakan kontrak ini untuk meningkatkan penerimaan Perhutani hasil hutan non kayu yang ditargetkan seimbang dengan hasil hutan kayu. Marubeni Plax Corp Jepang sendiri telah lama mengimpor Gum Rosin produksi Perhutani dengan nilai pembelian hanya 100 metrik ton (5 kontainer) per bulan atau 45 kontainer per tahun. Tetapi, lewat konrtak ini, Marubeni Plax mematok 500 metrik ton per bulan atau 250 kontainer per tahun, naik lima kali lipat dari impor sebelumnya.
Pasokan gum rosin Perhutani ini hanya memenuhi 10 persen dari total impor Marubeni yang sebagian besar dipenuhi dari China karena suplai dari Perhutani terbatas. Marubeni memandang kontrak jangka panjang ini menjadi jaminan kepastian suplai bahan baku industri, khususnya untuk Arakawa Chemical Industry yang memproduksi bahan tinta printer, tinta kertas, dan adhesive lainnya.
Arakawa sendiri menginginkan Perhutani menjamin kontinuitas suplai. Arakawa Chemical adalah perusahaan pengolah bahan gum-rusin terbesar di Jepang yang memiliki beberapa cabang di dunia. Sukmananto menilai kerjasama ini adalah bentuk keseriusan Perhutani dalam meningkatkan pendapatan non kayu di masa depan demi konservasi hutan di Pulau Jawa sehingga Perhutani tidak hanya tergantung pada penghasilan kayu.
Volume produksi Gum Rosin dari Perhutani terbatas mengingat luasan hutan pinus kelolaan Perhutani tidak bertambah. Berbeda dari China yang areal kelolannya lebih luas dari Indonesia, sementara jenis pinusnya pun berbeda. Untuk merespons permintaan Arakawa dan Marubeni, Perhutani akan meningkatkan kualitas tegakan pinus dengan mengganti jenis tanaman yang khusus memproduksi getah secara efektif.
Saat ini pinus yang ditanam Perhutani adalah Merkusii, sedangkan pinus yang menghasilkan getah adalah jenis Karibia. Perhutani akan menanam pinus jenis ini di masa berikutnya, sekaligus memperluas sumber-sumber bahan baku getah pinus dari Aceh, Sumatera Utara dan Sulawesi. Perhutani melihat permintaan produk alami dari dunia akan selalu meningkat. (*)
Antaranews.com ::: Kamis, 29 Maret 2012 05:53 WIB