Perhutani Dinilai Kurang Canggih Berbisnis

TEMPO.CO, Madiun – Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menilai badan usaha milik negara bidang kehutanan, Perum Perhutani, masih lemah dalam berbisnis. Meski memiliki banyak aset, perusahaan itu belum maksimal menggunakannya sebagai sumber pendapatan perseroan.

“Perhutani jangan hanya canggih dalam menanam, tapi juga canggih dalam berbisnis,” kata Zulkifli saat peringatan ulang tahun Perum Perhutani ke-52 di Graha Wana Pusat Pendidikan dan Pelatihan SDM Perhutani di Kota Madiun, Jawa Timur, Rabu, 27 Maret 2013.

Zulkifli mengharapkan manajemen Perhutani menyekolahkan para manajer muda Perhutani di bidang bisnis. Ia berharap Perhutani tidak kalah dengan perusahaan lain dalam mengelola bisnisnya. “Jangan sampai ketinggalan zaman dan ketinggalan pasar,” ucapnya.

Ia menilai, jumlah ahli bisnis di Perhutani masih kurang, sehingga tidak pandai memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. “Jangan hanya memiliki ahli lingkungan dan tanaman, tapi juga ahli bisnisnya,” katanya.

Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan, saat ini, Perhutani berada di era baru penataan bisnis 2013-2014. Perhutani, kata dia, tengah merevitalisasi industri kayu dan non-kayu dengan meningkatkan kapasitas produksi dan membangun pabrik baru.

Selain itu, untuk menunjang roadmap menuju Perhutani Excellence, Direksi Perhutani telah menyiapkan manajemen SDM berbasis kompetensi per 1 April 2013. “Bisa jadi yang kerja keras dan sesuai kompetensinya akan digaji lebih tinggi,” ucapnya.

Tahun ini Perhutani, menurut dia, telah menaikkan gaji karyawan guna mendongkrak kinerja perusahaan. Perhutani juga tengah menerapkan sistem teknologi informasi secara sentral untuk mengetahui kondisi hutan di seluruh Indonesia.

Penulis : Ishomuddin
Tempo.co | Rabu, 27 Maret 2013 | 18:52 WIB