Karena dianggap memiliki kualitas tinggi, air minum dalam kemasan (AMDK) produksi Perhutani Jabar yang dihasilkan dari sumber air di kawasan hutan sekitar Cikeas Bojongkoneng Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor akhirnya terpilih menjadi satu-satunya AMDK dari Indonesia yang dapat memenuhi standard persyaratan pasar negara Jepang.
Dirut Perhutani, Bambang Sukmananto mengatakan, diproduksinya AMDK Perhutani ini merupakan bukti kepada masyarakat jika selama ini perhutani sangat konsisten dalam memelihara lingkungan, sehingga bisa memproduksi produk non kayu.
“Produksi ini bisa menunjukkan kepada masyarakat bila perhutani selama mengelola hutan sangat memperhatikan lingkungan sehingga tidak hanya memproduksi kayu tapi juga bisa memproduksi AMDK,” katanya saat memberikan sambutan dalam acara ekspor perdana AMDK Perhutani ke Jepang, di Perumahan Telaga Kahuripan Parung-Bogor, Sabtu (10/9).
Lebih lanjut dia mengatakan, sudah saatnya perhutani memberikan atensi khusus kepada sumber air yang berada di wilayah hutan yang dikelolanya. “Seiring dengan perkembangan masyarakat ketersediaan air yang berasal dari sumber berkualitas merupakan tuntutan pasar, untuk itu sudah saatnya perhutani memberikan atensi khusus kepada sumber air yang kedepannya bisa menjadi produksi unggulan perhutani yang patut disejajarkan dengan kayu,” ujarnya.
Dia juga berharap pada tahun 2015 yang akan datang produksi kayu dan non kayu dari perhutani harus seimbang, agar bisa menghemat produksi kayu yang saat ini sudah sangat mahal.
“Tahun 2015 yang akan datang, penghasilan perhutani dari kayu dan non kayu harus imbang agar bisa menghemat produksi kayu yang sudah mulai mahal. AMDK juga produksi perhutani yang lainnya harus menjadi andalan transformasi produksi perhutani dari kayu menjadi non kayu,” paparnya.
Dia juga meminta seluruh KPH yang berada di wilayah Jawa Barat dan Banten khususnya Bogor, sebagai sumber air AMDK perhutani untuk menginventarisir sumber air yang ada guna kepentingan perluasan produksi di masa yang akan datang.
“Saya minta seluruh KPH yang ada di wilayah Jawa Barat dan Banten khususnya Bogor untuk menginventarisir sumber air di wilayahnya, guna kepentingan perluasan produksi di masa yang akan datang,” tandasnya.
Sementara itu, owner PT Classic Indonesia Curious Co, Ltd Mr Katsuhita Segawa yang memfasilitasi penjualan AMDK Perhutani di Jepang mengatakan, pasca gempa tsunami di Jepang, masyarakat Jepang membutuhkan air minum kemasan dalam jumlah besar. Tim Jepang sudah menjajaki beberapa negara untuk mencari sumber air yang memenuhi standar Jepang. “Dipilihnya AMDK Perhutani ini karena kualitas airnya memenuhi persyaratan standar di Jepang, sumber airnya terbukti a1ami dari hutan, bebas kandungan fe, kimia dan bebas pemutih,” tegasnya.
Dia juga menyatakan minatnya untuk mengembangkan kerjasama dengan Perhutani di sektor lainnya, selain AMDK.
“Mudah-mudahan kedepannya kita bekerjasama di bidang lainnya, seperti ekspor kopi, biji jarak sebagai sumber energi dan produksi hutan Indonesia lainnya yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Jepang,” pungkasnya.
Seperti yang diketahui, AMDK merupakan peluang besar yang harus digarap oleh Perhutani, mengingat potensi di Jawa Barat-Banten tidak kurang dari 618 titik mata air berkualitas berada dikawasan hutan yang dikelola oleh perhutani. Jumlah mata air ini pasti akan bertambah jika Perhutani terus mengeksplor hutannya di wilayah lainnya dipulau Jawa.
Nama Media : PELITA
Tanggal : Senin, 12 September 2011, Hal. 9
Penulis : Ugi
TONE : POSITIVE