Perhutani Ekspor Air Minum ke Jepang

Potensi ekspor air minum dalam kemasan, khususnya dari Pulau Jawa, cukup besar. Permintaan dari Jepang sebesar 10 juta botol senilai Rp 9,6 miliar per bulan hanya dipenuhi 8 juta botol dari pabrik AMDK milik Perum Perhutani di Cikeas Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Corporate Secretary and Legal Head Perum Perhutani Hari Priyanto dan Kepala Biro Hubungan Masyarakat Susetiyaningsih di Jakarta, Selasa (6/12), menjelaskan, Perhutani, September lalu, telah menandatangani kontrak selama tiga tahun dengan Jepang untuk pesanan pengiriman lima kontainer yang berisi delapan juta botol per bulan. Ekspor air minum dalam kemasan (AMDK) ke Jepang ini merupakan tonggak terbukanya bisnis industri hasil hutan non kayu yang ditargetkan seimbang dengan bisnis hasil hutan kayu.

AMDK Perhutani terpilih dan menjadi satu-satunya AMDK dari Indonesia yang dapat memenuhi standar persyaratan pasar negara Jepang, selain air dari Korea dan Kanada yang sudah masuk pasar Jepang sebelumnya. Menurut Susetiyaningsih, potensi air di kawasan hutan Perhutani, seluas 2,4 juta hektar di Jawa dan Madura, cukup besar. Di kawasan hutan ini terdapat 722 mata air berdebit tinggi dan 327 air terjun. Di Jawa Barat dan Banten, terdapat 618 mata air yang potensial untuk ekspansi bisnis, khususnya AMDK.

Katsuhito Segawa, pembeli dari Jepang, mengatakan, pihaknya memilih AMDK langsung dari kawasan hutan, antara lain, karena pertimbangan kualitas air. Setelah gempa dan tsunami, masyarakat Jepang membutuhkan air minum kemasan dalam jumlah besar. Tim Jepang telah menjajaki beberapa negara, seperti Malaysia, Filipina, dan Indonesia, tetapi tidak semua air kemasan memenuhi standar yang dipatok Jepang.

Dukungan yang dibutuhkan Perhutani sebagai badan usaha milik negara untuk membangun atau berinvestasi dan bertransformasi lebih cepat adalah diberi kewenangan menjalankan bisnis lebih luwes, dukungan dari pemegang saham, dan keputusan yang cepat untuk berinvestasi.

Di pasar dalam negeri, kebutuhan air mineral terus meningkat. Tahun 2005-2010, kebutuhan air mineral sebanyak 10 miliar hingga 12,5 miliar liter per tahun.

Nama Media  : KOMPAS
Tanggal            : Rabu, 07 Desember 2011, Hal 18
Penulis             : DMU
TONE                : POSITIVE

Share:
[addtoany]