Perhutani Gaet Komunikasi Pegiat Sepeda

Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Bandung Utara menggandeng sejumlah komunitas bersepeda. ltu dilakukan dalam rangka pengembangan dan penataan fasilitas bersepeda di kawasan kehutanan negara Bandung Utara.
Dua lokasi yang tengah dikembangkan ialah Palintang dan Wates. Nantinya, tempat bersepeda itu bisa dimanfaatkan saat siang dan malam. 

Adiministratur KPH Bandung Utara Perum Perhutani, Wismo Tri Kancono, di Bandung, Minggu (2/10/2014) mengatakan, upaya menggandeng sejumlah komunitas sepeda itu sudah berjalan. Namun, kini dilakukan penjajakan lagi untuk menyesuaikan kondisi kawasan hutan setempat dengan kebutuhan olah raga bersepeda.

“Di kawasan itu ada potensi bersepeda malam hari serta downhilll. Sejauh ini belum diresmikan karena masih banyak hal yang harus didiskusikan dengan sejumlah pihak terkait. Kami memang berniat membuka sejumlah jalan untuk olah raga bersepeda di kawasan hutan. Namun, semuanya disesuaikan dengan ketertiban yang ada. Apalagi melihat animo orang berolahraga bersepeda yang kini meninggi serta kawasan hutan menjadi salah satu daya tarik besar,” ujarnya.

Pada sisi lain, menurut Wismo, digandengnya sejumlah komunitas sepeda tersebut diharapkan mampu memberi rambu-rambu saat bersepeda di kawasan hutan. “Pesepeda pun harus ikut menjaga keamanan dan ketertiban kawasan hutan,” ucapnya.
Dia mencontohkan, pada sejumlah titik kawasan hutan Bandung Utara, ada banyak tanaman kopi milik petani desa hutan. “Para pesepeda jangan memaksakan lewat areal tanaman kopi milik petani agar tidak rusak. Apalagi menjelang musim panen,” ujarnya.

Sementara itu, terkait pengembangan wisata Curug Cimahi dengan penyorotan lampu berwarna-warni, Wismo mengatakan, pelaksanaannya hanya malam hari. Dengan demikian, kondisi alam setempat tetap terjaga keasriannya.
“Pagi sampai sore, tidak ada sorotan lampu ke air terjun di Curug Cimahi itu. Ini juga untuk menarik minat wisatawan karena ada julukan baru yaitu Curug Pelangi atau The Rainbow Waterfalls. Tidak mengganti nama Curug Cimahi. Hanya sekadar terjemahan rangkap untuk menjaring wisatawan mancanegara,” ujarnya. (Pikiran Rakyat/Kodar Solihat)

Share:
[addtoany]