Perhutani Gandeng Investor Korsel Kembangkan Energi Biomassa

AGROINDONESIA.CO.ID (12/4/2017) | Perum Perhutani menggandeng Korea Western Power (KWP) untuk membangun pembangkit listrik berbasis biomassa untuk Pabrik Sagu Perhutani yang terletak di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat.

Dirut Perhutani Denaldy M. Mauna menjelaskan kerjasama itu memungkinkan Perhutani Group mengembangkan tanaman biomassa seluas 200.000 hektare (ha) yang akan menghasilkan 3,2 juta ton kayu serpih (woodchips). Dengan pengolahan lanjutan, produksi kayu serpih tersebut bisa menghasilkan 1,6 juta ton pelet kayu dan bisa menyediakan bahan bakar untuk pembangkit listrik setara 800 Mega Watt (MW) per tahun. Ini setara dengan penghematan senilai Rp2 triliun per tahun jika dibandingkan dengan penggunaan energi berbahan bakar fosil berupa solar.

“Pengembangan biomass power plant penting disiapkan sejak awal mengingat tren konsumsi energi dunia ke depan lebih mengarah pada sumber-sumber pemanfaatan biomassa seperti limbah pohon. Perhutani memiliki banyak peluang untuk mengembangkan energi biomassa ini dari kawasan hutannya termasuk dari limbah pabrik sagu di Papua Barat yang bisa dimanfaatkan,” ungkap Denaldy dalam pernyataanya di Jakarta, Kamis (12/4/2017).

Kerjasama Perhutani dengan Korea Western Power (KWP) diteken oleh Dirut Perhutani Denaldy M. Mauna dan CEO Korea Western Power (KWP) Jung Ha Hwang di Seoul, Korea Selatan, Jumat (7/4/2017).

Kerjasama ini berawal dari program G to G antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan tahun 2007 untuk pengelolaan hutan seluas 500.000 hektare. Pada tahun 2009 Perhutani menindaklanjuti kerjasama penanaman tanaman fast growing species (FGS) jenis sengon, Acacia mangium, Gmelinia arborea seluas 7.424,19 hektare dengan perusahaan Korean Indonesia Forestry Centre (KIFC) anak usaha National Foresty Cooperatives Federation (NFCF) dan kerjasamadengan Korean Forestry Promotion Institute (KoFPI) tahun 2013 untuk penanaman gliericide 1500 hektare di wilayah Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah.

Sumber: agroindonesia.co.id

Tanggal: 12 April 2017