Perhutani Gandeng LMDH Bojonegoro Tanam Pohon Kayu Putih

ANTARANEWS.COM (08/01/2019) | Kesatuan Pemangkuan Hutan Bojonegoro, Jawa Timur, bekerja sama dengan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) menanam pohon kayu putih pada areal seluas 505 hektare di kawasan hutan di Kecamatan Ngasem, Kedungadem dan Kalitidu.

“Penanaman pohon kayu putih yang melibatkan banyak LMDH sudah berjalan sejak November 2018,” Kasi Pengelolaan Sumber Daya Hutan KPH Bojonegoro Hengki Prasetyo di Bojonegoro, Selasa.

Didampingi Humas KPH Bojonegoro Markum, ia memperkirakan dari 1,2 juta benih pohon kayu putih dari hasil pembenihan di Grogolan, Kecamatan Dander, sudah tertanam sekitar 90 persen kawasan hutan di Kecamatan Ngasem, Kalitidu dan Kedungadem.

“Sisa benih kayu putih segera kita tanam, termasuk penyulaman pohon kayu putih yang mati,” ucapnya.

Ia memperkirakan pohon kayu putih yang sudah ditanam, kemudian mati berkisar 20-30 persen karena faktor alam. “Semua pohon kayu putih yang mati kami sulam kembali,” katanya.

Dengan adanya penanaman pohon putih itu, lanjut dia, di kawasan hutan KPH Bojonegoro sekarang ada tanaman kayu putih seluas 900 hektare, karena sebelumnya sudah ada tanaman pohon kayu putih seluas 400 hektare yang ditanam pada 2016.

“Ada ribuan petani yang tergabung dalam LMDH yang terlibat dalam pengembangan pohon kayu putih. Tanaman kayu putih karena benih unggul masa panennya dua tahun,” katanya menjelaskan.

Ia menjelaskan, tanaman kayu putih yang merupakan tanaman pada 2016 sudah pernah panen daun kayu putih pada 2018 lalu dengan hasil total memperoleh daun minyak kayu putih sekitar 600 ton dengan rendemen rata-rata 1,2 persen.

Untuk 1 ton daun kayu putih menghasilkan sekitar 10 kilogram minyak kayu putih dengan harga Rp250.000/kilogram.

“Panen daun kayu putih kami kirim ke Mojokerto, sebab di Bojonegoro belum ada pengolahan minyak kayu putih,” ujarnya.

Dalam menanam pohon kayu putih di kawasan hutan itu, Perhutani bekerja sama dengan petani yang tergabung dalam LMDH dengan sistem bagi hasil 75 persen Perhutani dan 25 persen petani.

Selain itu, petani bisa memanfaatkan lahan kawasan hutan dengan tanaman tumpang sari dan juga memperoleh biaya pungut daun kayu putih.

“Perhutani berharap ada investor yang bersedia membangun pengolahan minyak kayu putih di Bojonegoro,” ucap Manajer Bisnis KPH Bojonegoro Ahmad Yani.

Sumber : antaranews.com

Tanggal : 8 Januari 2019