PERUM Perhutani tengah membangun pabrik sagu modem dan terbesar di Sorong, Provinsi Papua. Pabrik tersebut dibangun sejak Oktober 2013 dan rencananya sudah bisa berproduksi April 2015.
Saat beroperasi, pabrik ini bakal mampu menghasilkan hingga 100 ton per hari atau mencapai 30.000 ton per tahun, dengan pendapatan Rp 100 miliar per tahun.
“Selesai satu tahun untuk konstruksi dari sekarang karena lokasi yang jauh. Mulai beroperasi April 2015,” katp Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto di Jakarta, kemarin.
Perhutani menggelontorkan investasi hingga Rp 108 miliar untuk pembangunan pabrik sagu itu. Sedangkan untuk mendukung operasional pabrik, perseroan memperoleh konsesi lahan pohon sagu dari Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Daerah Papua sebanyak 16.000 hektar.
Sementara untuk mendukung pasokan listrik di pabrik sagu tersebut, Perhutani menggandeng PLN. Di dekat pabrifs. akan dibangun pembangkit listrik berbahan bakar biomassa dari limbah sagu dan batubara.
Selain itu, Perhutani mengklaim laba tahun 2013 naik 3,5 persen dibanding tahun sebelumnya dari Rp 197 miliar menjadi Rp 204 miliar.
“Ini pencapaian yang paling tertinggi dibanding laba pada tahun-tahun sebelumnya,” jelas Bambang.
Bambang mengatakan, pada 2012 laba Perhutani mencapai Rp 197 miliar, lalu tahun 2011 sebesar Rp 148 miliar, tahun 2010 sebesar Rp 156 miliar dan 2009 sebesar Rp 158 miliar.
Pendapatan Perhutani juga tembus Rp 3,750 triliun atau 96 persen dari target Rp 3,954 triliun. Menurut Bambang, pendapatan tersebut diperoleh dari kelompok usaha kayu yang berkontribusi 48 persen dan non kayu 52 persen.
Pendapatan terbesar dari penjualan luar negeri industri non kayu Rp 1,339 triliun atau 137 persen dari rencana. Pendapatan penjualan dalam negeri hasil hutan lainnya sebesar Rp 617 miliar, sedangkan dari kayu tebangan Rp 1,607 triliun atau 116 persen dari rencana.
Sumber : Rakyat Merdeka, Hal 15
Tanggal : 6 Maret 2014