Perhutani Jatim Incar Rp. 1,9 Triliun

SURABAYA — Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Timur menargetkan pendapatan Rp1,9 triliun pada tahun ini seiring dengan rencana perluasan usaha di bidang nonkayu.
Sekretaris Divisi Perum Perhutani Regional Jawa Timur Yahya Amin mengatakan target tersebut meningkat dibandingkan dentn pencapaian pendapatan tahun lalu yakni Rp1 triliun. Pendapatan tersebut disumbang lini bisnis kayu 45%, dan nonkayu 55%.
“Dulu memang hasil kayu lebih dominan yakni kontribusinya sekitar 70%, tapi sekaiang kayu memang dikurangi karena berkaitan dengan lingkungan atau perlindungan alam lalu diimbangi dengan bisnis nonkayu,” katanya di Surabaya, Rabu (11 /3).
Adapun bisnis nonkayu yang berkontribusi dalam pendapatan tersebut di antaranya hutan minyak kayu putih, wisata a h m, air minum dalam kemasan (AMDK), dan hasil madu.
Rencananya, Perum Perhutani Jatim akan menambah luas hutan untuk kayu putih sekitar 4.000 hektare per tahun menjadi 30.000 hektare dalam waktu 5 tahun.
Perluasan lahan hutan kayu putih tersebut dilakukan di wilayah Ponorogo, Mojokerto, Tuban, Pasuruan, Nganjuk, dan Maduia yang saat ini memiliki total luas lahan 10.000 ha dengan jumlah produksi 18.538 ton. Secara nasional, total luas lahan kayu putih milik Perum Perhutani mencapai 30.000 ha.
“Diharapkan nanti kontribusi hasil kayu bisa menjadi 40% dan nonkayu menjadi 60%,”ujar Ikhya.
Sepanjang 2014, Perum Perhutani Jatim menghasilkan produksi kayu 425.000 ma atau lebih dari yang ditargetkan yakni 399.000 rnJ. Namun, tahun ini Perum Perhutani justru menurunkan target produksi kayu yakni hanya 400.000 ma.
“Memang targetnya turun karena ada bencana seperti hujan dan angin yang memengaruhi kualitas kayu, sedangkan tahun lalu pencapaiannya bisa lebih dari target karena ada faktor bencana pohon yang roboh dan ada kasus pencurian yang tidak ketemu pelakunya sehingga baiang bukti kayu dikembalikan kepada kami,” kata Yahya.
Dia menjelaskan pada awal tahun ini Perhutani belum melakukan penebangan. Menurutnya, penebangan akan dilakukan setelah masuk musim kemarau atau sekitar akhir Maret. “Saat ini kami sedang dalam persiapan penebangan.”
Selain memperkuat bisnis nonkayu, Perhutani Jatim juga akan mengembangkan usaha lain dengan memanfaatkan aset yang dimiliki di wilayah Banyuwangi dan Tuban untuk usaha penambangan.
Sumber    : Bisnis Indonesia, Hal. 9
Tanggal    : 12 Maret 2015

Share:
[addtoany]