JATIMNOW.COM (01/06/2018) | Perum Perhutani Divisi Regional (Divre) Jawa Timur (Jatim) mengucurkan dana sebesar Rp 75 juta untuk Kelompok Masyarakat (Pokmas) Bangkit Berseri dari Desa Larangan Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo, Senin (28/5/2018).
Penyerahan dana Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) itu diserahkan langsung oleh Kepala Perum Perhutani Divre Jatim Sangudi Muhamad kepada Ketua Pokmas Bangkit Berseri Hasan Amrullah di Ruang Cendana Graha Perhutani Surabaya.
Pokmas ini menerima dana Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) lantaran berhasil menjadi juara I lomba Desa Inovasi Peduli Lingkungan tingkat Kabupaten Sidoarjo.
“Keputusan pemenang itu tertuang dalam keputusan Direksi No. 110/022.4/Keu/Dir/2018 tentang Bantuan Bina Lingkungan, Perhutani Divre Jatim menyalurkan Dana PKBL sebesar Rp 75 juta,” kata Sangudi seusai menyerahkan dana bantuan bina lingkungan itu.
Menurut Sangudi, Pokmas Bangkit Berseri ini terus mempercantik kampungnya seakan tiada henti, sehingga pada saat ada lomba penilaian kampung inovasi se-Kodya Surabaya-Sidoarjo, mereka mendapat penilaian terbaik dibanding kampung-kampung lainnya. Makanya, mereka terpilih sebagai pemenang dalam event tersebut.
Adapun salah satu keberhasilannya adalah dalam mengelola sampah dengan baik dan menjadikan lingkungannya bersih, asri dan nyaman.
Bagi Sangudi, keberhasilan mereka ini perlu diappresiasi dan keberhasilannya ini bisa menjadi solusi umat dalam pengelolaan sampah.
“Saya kira, ide dan program serta gagasan Pak Hasan bersama warga di lingkungannya bisa menginspirasi warga lainnya dan bisa transfer knowledge agar lingkungan lainnya juga semakin bersih,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Pokmas Bangkit Berseri Hasan Amrullah mengucapkan banyak terimakasih kepada Perum Perhutani Divre Jatim atas bantuan dananya. Ia berjanji akan memanfaatkan dana itu sebaik-baiknya dan amanah.
“Terimakasih banyak, ini akan kami manfaatkan secara amanah untuk lingkungan kami,” kata dia.
Hasan menjelaskan, melalui sampah ini, ia bersama warga sekitarnya dapat mengumpulkan tambahan uang belanja, dengan memisahkan sampah basah dan sampah kering, sampah basah diolah menjadi pupuk organik sedangkan sampah-sampah kering didistribusikan ke pabrik untuk diproses daur ulang menjadi barang baru.
“Menjadikan lingkungan bersih dan nyaman dipandang adalah suatu keniscayaan,” kata dia.
Bahkan, ia menjelaskan bahwa sesuatu yang tabu dilakukan warga di tempat tinggalnya adalah membakar sampah. Bagi mereka, itu adalah sesuatu yang haram.
“Semangat inilah yang melatarbelakangi kami, yang pada gilirannya membawa lingkungan kami kemudian dikenal banyak orang dan menjadi lingkungan rujukan, bagi tempat lain dan sudah ada beberapa yang datang kepada kami untuk berkolaborasi,” pungkasnya.
Sumber : jatimnow.com
Tanggal : 1 Juni 2018