Selasa, 3 Maret 2015 – 18:11 wib
JAKARTA – Dalam beberapa waktu terakhir, nilai mata uang Rupiah cenderung terus melemah terhadap Dolar. Bahkan Rupiah melemah hingga mencapai Rp13.000 per USD. Namun diakui Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar, hal itu menjadi angin segar tersendiri untuk perusahaan.
Pasalnya, pendapatan dari ekspor perhutani memang porsi yang jauh lebih besar. Pada pembukuan perusahaan porsi pendapatan Perhutani sektor non kayu dibandingkan sektor kayu tidak berbanding jauh, atau sekitar 51 persen berbanding 49 persen.
Namun untuk sektor non kayu sekitar 80 persen merupakan hasil dari ekspor. Sementara sektor kayu sekitar 20 persen dari ekspor. “Untuk non kayu 80 persen ekspor, 20 persen penjualan dalam negeri. Untuk kayu sebaliknya. Tapi memang lebih besar ekspor,” ujar Mustoha di kantornya, Jakarta, Selasa (3/3/2015).
Berkat pemasukan ekspor tersebut, dipembukuan akhir tahun 2014, Perhutani tercatat musahaan untuk kedepannya.
meraup laba bersih sebesar Rp380 miliar. Mustoha tak mau memungkiri bahwa anjloknya Rupiah saat ini bisa menguntungkan per
“Tentu memang ini dilema juga. Di satu sisi Rupian harus menguat. Tapi nilai Rp13.000 juga menguntungkan juga, karena ekspor kita. Secara cost dalam negeri ya untung, selama produksinya juga dalam bentuk Rupiah. Tapikan ini baru bulan-bulan awal,” tukasnya.
Sumber : okezone.com
Tanggal : 3 Maret 2015