JAKARTA – Perum Perhutani bekerja sama dengan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Yayasan Owa Jawa melakukan pelepasliaran Owa Jawa (hylobaates moloch) di hutan lindung Gunung Puntang yang dikelola oleh perusahaan pelat merah tersebut. Itu merupakan bagian dari upaya konservasi ekosistem hutan sekaligus mendorong tumbuhnya wisata minat khusus.
Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto mengungkakan, selain menjadi bagian dari upaya konservasi ekosistem hutan, pelepasliaran Owa Jawa juga diharapkan bisa mendorong tumbuhnya wisata minat khusus yang melibatkan masyarakat di sekitar kawasan hutan Perhutani. “Jika selama ini pengelolaan satwa Perhutani selalu berhubungan dengan kegiatan produksi, kini tujuannya juga untuk konservasi ekosistem,” kata dia saat pelepasliaran sepasang Owa Jawa bersama Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Banjaran, Bandung Selatan, baru-baru ini.
Bambang menjelaskan, ada lima alasan Perhutani yang lebih identik dengan produksi kayu terlibat dalam konservasi Owa Jawa. Pertama, Perhutani harus berani menjaga hutan lindung di wilayahnya yang dimandatkan pemerintah dengan tetap mempertahankan atau menjaga fungsi ekosistemnya. Owa Jawa akan menjadi indikator hutan lindung Gunung Puntang berfungsi secara baik. Apabila berfungsi baik, fungsi Gunung Puntang sebagai daerah penyedia air di Jawa Barat akan tetap terjaga.
Kedua, pelepasliaran Owa Jawa menjadi bentuk kepeloporan Perhutani sebagai BUMN. Misi sebagai pelopor pembangunan yang diemban BUMN juga harus menyentuh kepeloporan bidang lingkungan. Perhutani berpengalaman dalam pengelolaan satwa seperti kijang, monyet ekor panjang, dan buaya, melalui kegiatan penangkaran yang tujuan utamanya adalah produksi. Ketiga, pelepasliaran Owa Jawa akan melibatkan masyarakat sehingga memberikan pendidikan lingkungan bagi karyawan Perhutani dan masyarakat tentang menjaga dan melindungi owa Jawa dari gangguan.
Keempat, jika pelepasliaran berhasil, akan mendorong tumbuhnya wisata minat khusus di hutan Perhutani. Hal ini juga akan membuktikan kepada publik nasional dan internasional akan kepedulian Perhutani sebagai entitas bisnis terhadap satwa yang dilindungi dan terancam punah.
Sementara itu, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengingatkan agar pelaku usaha berperan aktif dalam perlindungan hutan dan konservasi keanekaragaman hayati. Untuk perusahaan yang mau berpartisipasi dalam pelestarian alam tentu akan diapresiasi oleh publik. Owa Jawa adalah salah satu primata paling langka di dunia. Saat ini populasinya tinggal 1.000-2.000 ekor, sebaran pun terbatas di berbagai kantung hutan di Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah. Kemenhut menyayangkan masih adanya perdagangan Owa Jawa dengan tujuan sebagai hewan peliharaan. (ina)
Sumber : Investor Daily, page 7
Tanggal : Tanggal 18 Juni 2013