JAWAPOS.COM (10/9/2017) | Potensi wisata yang terletak kawasan pantai dan gunung di Malang sebagian besar berada di wilayah perhutani. Maka tak heran bila potensi itu benar-benar dimaksimalkan Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Malang.
Sampai saat ini ada 78 objek wisata yang dikembangkan KPH Malang dan belasan lainnya menunggu peresmian dalam setahun ke depan. Sebagian besar lokasi wisata itu bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Hutan Desa (LMDH) setempat yang mewakili pemerintah daerah.
Konsentrasi kawasan wisata itu berada di Kabupaten Malang dan Kota Batu. Wisata Pantai dan wisata gunung berada di wilayah Kabupaten Malang dan sebagian kecil di kawasan Kota Batu. ‘’Sebagian lahan wisata itu kami kelola bekerja sama dengan pemda setempat atau LMDH,’’ kata Gatot Sulis Wardoyo, Humas KPH Malang, Minggu (10/9).
Maka tak heran dari puluhan objek wisata itu, pendapatan pada Januari – Agustus 2017 Rp 12, 3 miliar. Pendapatan itu berasal dari ticketing masuk lokasi. Namun belum termasuk tiket parkir.
Namun, lanjut Gatot, pendapatan itu masih harus dipotong pajak porporasi, kemudian dibagi lagi dengan pemda, dalam hal ini LMDH. Rinciannya, pajak porporasi 20 %. Setelah terkena pajak porporasi, setelah itu di seratus persenkan. Nah, ini baru dibagi lagi untuk perhutani 35 %, LMDH 30-33 %. Sisanya untuk mitra kelola seperi desa, muspika, masing-masing mendapatkan share 2 – 4 %.
Dalam mengelola wilayahnya untuk kawasan wisata, Perhutani Malang semata-mata untuk mengamankan kawasan sekitarnya yang masih berupa hutan. Selain untuk pelestarian lingkungan sekitar objek wisata. Sedangkan masyarakat sekitar mendapatkan nilai ekonominya. ‘’Jadi ini juga bagian untuk melestarikan, sekalian masyarakat sekitar turut menjaganya. Dan mendapatkan dampak ekonominya dari setiap wisata yang dibuka,’’ kata Gatot menambahkan.
Dari 78 objek wisata itu, belasan diantaranya merupakan favorit para wisatawan lokal maupun mancanegara. Sebut saja Bale Kambang, Batu Bengkung, Sendang Biru, pantai Gua Cina, Coban Talun, Coban Rais, Coban Pelangi, pantai Pasir Panjang. Kawasan wisata itu selalu dipadati pengunjung tidak hanya pada saat hari libur, namun hari-hari biasa pengunjung selalu. ‘’Prinsipnya masyarakat atau kelompok bebas saja mengelola tempat wisata di wilayahnya yang merupakan daerah KPH Malang. Hanya saja, tetap sinergi dengan perhutani,’’ kata Gatot.
Menurut Gatot, masih ada peluang belasan lokasi wisata baru siap dikembangkan dalam setahun ke depan. ‘’Kalau ada investor yang tertarik dengan lokasi pariwisata dan tempatnya di wilayah Perhutani Malang, kami terbuka lebar untuk bekerja sama,’’ pungkas Gatot.
Sumber: jawapos.com
Tanggal: 10 September 2017