JAKARTA, PERHUTANI (30/3/2017) | Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M. Mauna melakukan kunjungan kerja ke kebun Pangkas dan Pabrik Minyak Kayu Putih Perhutani di Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Gundih, Kamis (30/3).
Kunjungan kerja orang nomor satu Perhutani tersebut bertujuan untuk melihat kondisi bisnis minyak kayu putih Perhutani yang diproyeksikan akan meningkat dari tahun lalu.
“Minyak kayu putih hanya menyumbang 4% pendapatan Perhutani. Masih sangat kecil, tapi prospek ke depan sangat bagus”, jelasnya.
Setelah berdiskusi dengan pengelola pabrik dan jajaran KPH Gundih, Denaldy memperoleh opsi untuk peningkatan kapasitas produksi guna merespon permintaan kebutuhan minyak kayu putih di pasaran, yaitu dengan pembaharuan secara menyeluruh.
“Ditutup lalu membangun pabrik baru atau dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) kemudian membangun pabrik baru di tempat lain. Kami akan mengkaji opsi-opsi yang sesuai dengan kemampuan perusahaan”, tambahnya.
Denaldy juga mengkaji langkah perusahaan untuk terjun ke pasar minyak kayu putih nasional. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menjadi minyak kayu putih beraroma telah dimiliki Perhutani.
“Kami punya terpentin untuk bahan campuran aroma kayu putih. Dari sisi pasar bagus dan bahan baku ada”, ujarnya.
General Manajer KBM Industri Non Kayu Perhutani Jawa Tengah, Iwan Setiawan mengatakan bahwa pada tahun ini target produksi sebanyak 20.800 kg minyak dari 3.200 ton daun kayu putih pada tahun ini.
“Setiap satu ton daun kayu putih menghasilkan 6,5 kg minyak. Target ini meningkat dari capaian produksi tahun 2016 sebesar 18.850 kilogram dari 2.900 ton daun kayu putih”, jelas Iwan. (Kom-PHT/PR/2017-IV-10)