Perhutani kontrak dagang dengan perusahaan Jepang Marubeni Plax hari ini (28/2) di OSAKA Jepang. Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto, Mr. Noritoshi Toyoda dari Marubeni Plax Corporation, dan Bambang Triadmodjo Direktur PT Milatronika Karya Niaga sales agent Gum-Rosin Perhutani menandatangani perjanjian kerjasama jangka panjang pembelian gum rosin Perhutani. Hadir menyaksikan penandatanganan tersebut, Mr. Hirotsugu Uchida President Marubeni Plax Corporation.
Di Osaka, Bambang Sukmananto mengatakan kontrak ini untuk meningkatkan penerimaan Perhutani dari hasil hutan non kayu yang ditarget seimbang dengan hasil hutan kayu. Telah lama Marubeni Plax Corp Jepang mengimpor Gum Rosin produksi Perhutani tetapi nilai pembeliannya hanya 100 metrik ton (5 kontainer) per bulan atau 45 kontainer per tahun. Kontrak kali ini Marubeni Plax mematok 500 metrik ton (25 kontainer) per bulan atau 250 kontainer per tahun naik lima kali lipat dari impor sebelumnya.
Dalam bisnis Marubeni Plax, pasokan Gum Rosin Perhutani lebih kurang 10 persen total impor mereka, terbesar masih didominasi Gum Rosin China. Hal ini karena suplai Gum Rosin Perhutani jumlah masih terbatas. Keputusan kontrak jangka panjang ini baginya jaminan kepastian suplai bahan baku ke industri khususnya untuk Arakawa Chemical Industry yang memproduksi bahan tinta printer, tinta kertas, adhesive lainnya. Sementara Takashi Une Direktur Management Planning Arakawa Osaka mengatakan bahwa Arakawa ingin Perhutani lebih memberikan jaminan kontinuitas suplainya.
Arakawa Chemical adalah perusahaan pengolah bahan gum-rusin terbesar di Jepang dan memiliki delapan pabrik di empat kota Jepang dan beberapa cabang di dunia. Dari sisi pendapatan menurut Sukmananto kerjasama ini merupakan bentuk keseriusan Perhutani meningkatkan pendapatan non-kayunya di masa depan dalam rangka konservasi hutan di Pulau Jawa, sehingga Perhutani tidak hanya bergantung pada penghasilan kayu.
Mengapa selama ini suplai Gum Rosin ke pasar Jepang kecil, memang volume produksi Gum Rosin Perhutani terbatas mengingat luasan hutan pinus Perhutani tidak bertambah. Berbeda dengan China dari segi areal saja sudah lebih luas dari Indonesia. Merespon permintaan Arakawa Chemical dan Marubeni Plax ini, kedepan Perhutani akan meningkatkan kualitas tegakan tanaman Pinus dengan mengganti jenis tanaman yang khusus mampu memproduksi getah secara efektif. Saat ini jenis pinus yang ada di Perhutani adalah jenis Merkusii, sedangkan Pinus yang menghasilkan getah lebih banyak adalah jenis Pinus karibia.
Menurut Bambang, ke depan untuk rehabilitasi atau reboisasi akan diarahkan penanaman jenis ini dengan sistem clustering, juga akan memperluas sumber-sumber bahan baku getah pinus dari kawasan hutan di Aceh, Sumatera Utara dan Sulawesi. Sumber potensi getah pinus di luar Jawa masih belum dimanfaatkan secara optimal. Selain pasar Jepang, permintaan getah pinus ini akan selalu meningkat karena permintaan masyarakat dunia kembali pada produk alami atau natural product sources.
Perbedaan Gum Rosin produksi Perhutani dengan China terletak pada jenis getahnya karena species di Jawa adalah Pinus merkusii sedangkan di China jenis spesies Masonia. Pohon pinus di Jawa dulunya diperuntukkan untuk produksi kayu sedangkan seiring dengan kebutuhan akan kelestarian lingkungan, Perhutani menggeser penggunaan pinus untuk produksi kayu menjadi pinus untuk produksi getahnya.
Humas Kantor Pusat