Perhutani Masuk ke Industri Hilir

Republika Online, JAKARTA – Perum Perhutani yang selama ini berkutat dalam bisnis bahan baku hasil hutan kayu dan getah pinus, tahun ini siap merambah industri hilir. Pabrik derivatif gondorukem terpentin mulai beroperasi akhir bulan ini menyusul industri kayu lapis.

Direktur Perum Perhutani Bambang Sukmananto juga menjelaskan kinerja semester I bulan Juni 2013, laba bersih Perhutani mencapai Rp 465,12 miliar, atau 238 persen di atas rencana. Laba setinggi itu diperoleh dari pendapatan usaha sebesar Rp. 1.773 miliar. Per akhir Agustus 2013 tercatat Rp. 2.373,67 miliar. Pendapatan tersebut dari hasil penjualan kayu bundar dalam negeri Rp 1.139,46 miliar, penjualan kayu olahan di dalam negeri sebesar Rp. 54,69 miliar, ekspor industri kayu berupa produk jadi Rp 84,72 miliar. Sedangkan pendapatan dari penjualan hasil industri non-kayu sebesar Rp 320,02 miliar, ekspor industri nonkayu sebesar Rp 721,43 miliar dan usaha wisata sebesar Rp. 47.457 miliar.

Dia mengatakan, pendapatan perusahaan terbesar berasal dari penjualan log (kayu bundar), disusul gondorukem yang merupakan produk olahan dari getah pinus. Sampai saat ini Perhutani adalah penghasil gondorukem terbesar di Indonesia dan produk ini adalah bahan baku utama untuk industri-industri minyak, cat, tinta printer.

Perhutani memprioritaskan investasi pabrik derivate gondorukem dan turpentin (PDGT) di Pemalang, Jateng, yang siap berproduksi akhir bulan ini, menyusul industri kayu lapis berbahan baku sengon di Kediri, Jatim. “Dalam menggarap industri hilir Perhutani akan membangun pabrik porang di Blora yang masih dalam tahap penyelesaian rencana teknis,” kata dia di Jakarta, Rabu (9/10).

Dia menginformasikan, ekspansi industri lainnya adalah pembangunan pabrik sagu di distrik Kais, Sorong Selatan, Papua Barat. Pabrik ini akhir bulan lalu (27/9) oleh Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan. Dia menerangkan, kontribusi finansial perusahaan pada negara sebesar Rp 150,87 miliar. Hasil evaluasi kinerja aspek keuangan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012 yang hanya 64,5 miliar.

Perhutani merupakan BUMN pengelola hutan di Jawa dan Madura seluas 2,4 juta hektare.

Jurnalis : Aldian Wahyu Ramadhan
Republika Online | 09 Oktober 2013 | 16.28 WIB

Share:
[addtoany]