Perhutani Operasikan Pabrik Baru

Media Indonesia, Jakarta – Tahun depan akan terbentuk anak usaha yang fokus pada pengolahan gondorukem.” Bambang Sukmananto Direktur Utama Perhutani PERUM Perhutani akan mengoperasikan pabrik pengolahan derivatif gondorukem atau getah pinus dan terpentin di Pemalang, Jawa Tengah, pada akhir Oktober 2013. Kapasitas olah di pabrik tersebut sekitar 30 ribu ton per tahun.

“Pabrik yang dibangun dengan investasi sekitar Rp190 miliar ini akan menjadi pabrik pengolahan gondorukem terbesar di Asia Tenggara,“ kata Direktur Utama Perhutani Bambang Sukmananto di Jakarta, kemarin. Biaya pembangunan pabrik yang mencapai Rp190 miliar tersebut berasal dari pinjaman BNI sekitar 70% dan sisanya dari kas internal. Menurut Bambang, nantinya operasional pabrik tersebut akan dikelola anak perusahaan Perhutani. “Tahun depan akan terbentuk anak perusahaan yang fokus pada pengolahan gondorukem,“ ungkap Bambang.

Bambang menjelaskan pengolahan gondorukem itu akan menghasilkan produk turunan dari terpentin yang dapat dijadikan bahan dasar industri makan dan minuman, adhesive, indutri kertas, industri cat dan tinta, parfum, serta farmasi. Selain itu, pabrik yang dibangun di lahan seluas 2,5 hektare tersebut akan menghasilkan turunan terpentin untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri. “Namun setelah pabrik itu mencapai kapasitas produksi yang lebih tinggi, juga akan diekspor ke sejumlah negara seperti Jepang, India, Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan Singapura,“ kata Bambang.

Ia menjelaskan selama ini hampir semua industri di Indonesia memenuhi kebutuhan produk derivatif gondorukem dari pasar impor, seperti China, Eropa, dan India. Perhutani memprediksi pembangunan pabrik derivatif gondorukem tersebut mampu menghasilkan nilai tambah 1,5 hingga 4 kali lipat dari pendapatan sebelumnya. “Awalnya pengolahan gondorukem Perhutani masih dalam skala kecil. Dengan pengembangan ini diharapkan, nilai produk gondorukem Perhutani bisa meningkat tajam,“ ujarnya. Pada 2013, Perhutani mengalokasikan belanja modal Rp500 miliar. Sekitar Rp190 miliar untuk pembangunan pabrik gondorukem, sisanya pembangunan pabrik sagu di Soron dan pengembangan pabrik pengolahan kayu plywood di Pare, Kediri.

(Ant/*/E-4)
Media Indonesia | 10 oktober 2013 | Hal.19

Share:
[addtoany]