PARENGAN PERHUTANI (15/4) | Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan menggelar forum diskusi / talk show dengan tema “Pendekatan Kultural dalam Pengelolaan Hutan dan Pembangunan Daerah” dengan narasumber budayawan Mohamad Sobary dan Prie GS di Mliwis Mukti Hall, Griya Dharma Kusuma Bojonegoro. Selasa(14/5).
Perhelatan tersebut dihadiri oleh lebih kurang 100 peserta dari berbagai kalangan. Selain para kepala instansi terkait, dihadiri pula oleh Rektor Universitas Bojonegoro beserta lebih kurang 25 orang mahasiswa, perwakilan LMDH, LSM, dan belasan wartawan. Sedangkan dari Perhutani hadir para Administratur Rayon I beserta KSS PHBM masing-masing.
Administratur Parengan, Daniel Budi Cahyono menyatakan bahwa latar belakang diskusi ini didasarkan oleh pemikiran bahwa proses pembangunan termasuk di sektor kehutanan selalu berfokus pada persoalan-persoalan teknis sehingga melalaikan aspek terpenting dari pembangunan itu sendiri, yaitu manusia.
“Karena itulah diperlukan alternatif sudut pandang dalam pembangunan yaitu sudut pandang kultural. Hal ini dikaitkan dengan kondisi objektif Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro yang sedang masuk dalam arus industrialisasi khususnya minyak dan semen” tambahnya.
Daniel melanjutkan bahwa kelestarian sumberdaya hutan itu sangat bergantung pada bagaimana manusia mensikapinya. Dalam kondisi seperti itu, pembangunan dengan pendekatan kultural yang menempatkan manusia sebagai subjek menjadi sangat penting
Kedua narasumber memberikan ulasan, tentang kebudayaan dan arti pentingnya bagi perikehidupan berbangsa. Juga tentang bagaimana membangun budaya masyarakat yang positif bagi pembangunan.
Satu hal penting yang tersampaikan adalah bahwa kebijakan pembangunan semestinya selalu memiliki keberpihakan pada kepentingan rakyat, termasuk kebijakan-kebijakan dalam pengelolaan hutan. Sangat penting pula untuk melandasi kehidupan bermasyarakat dengan nilai-nilai spiritual dan kultural. (Kom-PHT/Prg)
Editor : Dadang K Rizal
Copyright ©2015