Perhutani Perbaiki Cara Sadap Getah Pinus Perhutani Perbaiki Cara Sadap Getah Pinus

Perum Perhutani mulai memperbaiki cara sadap getah pinus, dari pola tradisional menjadi mekanisasi.

Saat ini penyadapan getah pinus di kawasan hutan yang kerap langka tenaga kerja, diganti mekanisasi dengan sistem quarre yakni mesin penyadap dengan tusukan kecil di kulit pohon pinus.

Direktur Utama Perum Perhutani, Bambang Sukmananto, Sabtu (25/2/2012) mengemukakan, selama ini penyadapan tradisional dengan pembuatan coakan di pohon, supaya getah bisa mengalir banyak, memakan korban pohon pinus produktif.

Pohon-pohon pinus besar, banyak yang tumbang kena hembusan angin kencang, akibat sejumlah bagian pohonnya dilubangi penyadap. Tak jarang, lubang coakan terlalu dalam di sekujur pohon, baik atas maupun bawah, menyebabkan pohon rentan tumbang.

“Dengan metode sadap quarre yakni pohon cukup disuntik dengan alat sadap modern, getap dapat mengalir deras. Pohon juga tetap utuh dan tidak ada coakan luka pisau,” kata Bambang, saat melepas ekspor perdana gondorukem ke China di Mranggen, Demak.

Di Jateng, potensi gondorukem banyak dihasilkan di kawasan hutan pinus di Pekalongan Barat, Kedu Timur, Banyumas Timur dan Tegal bagian Barat. Produksi gondorukem per tahun mencapai 50.000 ton.

Winarto Herusansono | Agus Mulyadi | Sabtu, 25 Februari 2012 | 16:02 WIB

Share:
[addtoany]