Perhutani Perkuat Bisnis Wisata Alam

Pendapatan rutin yang berpeluang besar adalah pengelolaan wanawisata

ANAK perusahaan Perum Perhutani, PT Palawi Risorsis, memperkuat bisnis wisata alam untuk mendulang pendapatan agar bisa mandiri.

“Kami akan semakin serius menggarap bisnis inti dari pada mencoba peluang bisnis di luar yang utama, yang malah merugi,” kata Direktur Utama PT Palawi Risorsis Heru Luthfi Nazianto seperti dikutip Antara di Jakarta, Senin (17/6).

Heru mengatakan, ada tiga bisnis utama Palawi, yaitu pengelola wisata alam/hutan (wanawisata), penyedia jasa wisata, serta biro perjalanan yang termasuk di dalamnya sebagai penyelenggara meetings, incentives, conferences, and exhibitions (MICE).

Kendati, kata Heru, pendapatan rutin yang menyimpan peluang besar adalah pengelolaan wanawisata. “Paling sedikit kami mendapat pemasukan dari pengelolaan wisata hutan Coban Rondo (Jawa Timur) dan Batu Raden (Jawa Tengah) sebesar Rp130 juta/bulan, dan paling besar Rp200 juta/bulan,” katanya.

Tren bisnis tersebut memiliki potensi tumbuh, kata dia, terutama pada liburan sekolah dan hari besar keagamaan. Apalagi, lanjutnya, tren kunjungan wisata alam kini semakin meningkat.

Heru mencontohkan menjelang liburan sekolah saat ini, sudah terlihat tren peningkatan kunjungan ke wisata air terjun Coban Rondo sebanyak 20 persen. “Bahkan sudah ada permintaan kepada kami agar memperbaiki fasilitas perkemahan di wanawisata yang kami kelola, baik di Batu Raden maupun Coban Rondo. Mereka minta agar fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) diperbaiki agar bersih dan tidak banyak antri,” katanya.

Selama ini, diakuinya, Palawi banyak bersandar pada bisnis pengelolaan wanawisata. Untuk memperkuat pendapatan perusahaan, pihaknya telah meminta kepada Dirut Perum Perhutani untuk menambah satu wanawisata lagi yang dikelola Palawi.

“Dulu kami mengelola wisata Coban Rondo, Batu Raden, dan Tangkuban Perahu (Jawa Barat). Kini hanya dua, karena pengelolaan Tangkuban Perahu dikembalikan ke Kementerian Kehutanan. Kami berharap bisa mengelola Kawah Putih atau Curug Cilember yang dikelola Perum Perhutani sebagai pengganti Tangkuban Perahu agar bisa mandiri,” ujarnya.

Tahun ini, Heru menargetkan pendapatan PT Palawi bisa menembus angka Rp13 miliar dengan asumsi mendapat bantuan dana sebesar Rp30 miliar dari Perum Perhutani untuk memperbaiki infrastruktur wisata dan modal kerja bagi pengembangan usaha.

Namun, karena hingga kini bantuan modal tersebut belum diperoleh, maka ia meminta tambahan pengelolaan satu wanawisata, guna memperbaiki pendapatan. “Jadi daripada dapat uang, kita dapat kailnya lah. Biar Palawi hidup tanpa minta bantuan,” kata Heru.

Meski demikian, Heru juga mengakui bisnis biro perjalanan memiliki peluang bisnis yang besar, meski harus melakukan efisiensi agar Palawi bisa bersaing. “Bisnis jasa adalah bisnis kepercayaan. Selama ini ada kesan, beli tiket di Palawi sedikit lebih mahal. Citra buruk itu harus kami hapus,” katanya.

Sedangkan sebagai penyelenggara MICE, Heru mengakui, kadang mendapat keuntungan besar, tapi kadang sedikit. Bisnis MICE, kata dia, belum bisa diandalkan, karena pendapatannya belum rutin seperti pengelolaan wanawisata.

Belum lama ini (12-14 Juni) Palawi menjadi penyelenggara pameran Inacraft Lifestyle di Malaysia bekerjasama dengan Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) di Kuala Lumpur.

Sumber : Jurnal Nasional, Page 23
Tanggal 18 Juni 2013

Share:
[addtoany]