Perhutani Peroleh Suntikan Rp225 Miliar dari BNI

PT Bank Negara Indonesia Tbk berkomitmen memberikan kredit agrobisnis senilai Rp225 millar kepada Perum Perhutani. Pinjaman ini akan digunakan sebagai pengembangan industri furniture, derivat getah pinus dan plywood berskala global.

“Kita lihat prospek bisnis Perhutani cukup baik pada tahun-tahun mendatang. lni juga unik, karena bisnis sekalian melestarikan alam. Kami berikan bunga yang baik dengan tenor tiga tahun dan bisa diperpanjang,” kata Dirut BNI Gatot M Suwondo dalam penandatangan perjanjian kerja sama dengan Perhutani di Jakarta, Senin (19/12).

Sementara Dirut Perhutani Bambang Sukmananto mengatakan, fasilitas tersebut dapat memenuhi kebutuhan investasi produktif Perhutani tahun ini sebesar Rp700 millar. Dimana 65 persen dibiayai oleh perbankan dan sisanya investasi itu dipenuhi oleh perusahaan. .

Fasilitas ini juga dicanangkan melalui ground breaking dimulainya penyertaan BUMN Kehutanan terbesar di Indonesia di PMA industri furniture yang pabriknya berlokasi di Tegal. “Selain itu, pembangunan industri pabrik derivat Gondorukem dan Terpentin di Pemalang Jawa Tengah, serta pabrik Plywood di Pare, Kediri Jawa Timur,” ujarnya.

Pemalang dipilih karena lokasi pabrik dekat dengan sumber bahan baku dan akses ke pelabuhan. Kapasitas pabrik 25.000 ton getah pinus pertahun.

Nantinya pabrik akan menghasilkan antara lain gliceroz rosin ester, alpha pinene, betha pinene, limanen, cineol, dan alpha terpineol yang merupakan bahan baku industri makan dan minuman, adhesive, industri kertas, industri cat dan tinta, parfum dan farmasi.

Dengan nilai investasinya kurang lebih Rp208,7 miliar dan akan menghasilkan nilai tambah 1.3 hingga 1,7 kali. Dengan harga produk antara 2.000 dolat AS sampai 4.000 dolar AS, bahkan dimungkinkan mencapai 15.000 dolar AS per ton.

“Pabrik derivat gondorukem dan terpentin sendiri, akan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.650 orang (tenaga kerja langsung 150 dan tidak langsung sekitar 1.500 orang),” terangnya.

Sedangkan pembangunan Pabrik Plywood di Pare, Kediri, Jawa Timur akan dilakukan diatas lahan seluas 8,3 hektare. Pilihan lokasi di Kediri karena sumber bahan baku sengon Perhutani KPH Kediri tanaman sengon cukup luas. Kapasitas pabriknya mencapai 48.000m3 log pertahun dengan output 24.000 m3 plywood pertahun.

Harga plywood sengon cukup bagus karena apresiasi pasar cenderung memilih plywood yang berasal dari hutan tanaman (plantation) dibanding plywood dari hutan alam.

Pasar utama plywood adalah untuk ekspor 70 persen, antara lain Jepang yang telah mengajukan MOU jangka panjang dan 30 persen akan dipasarkan di dalam negri.

Nilai investasi pabrik sekitar Rp38,3 millar dengan payback period sekitar 3,4 tahun. Jika dalam 2-3 tahun mendatang menunjukkan pertumbuhan yang bagus, kapasitasnya akan ditingkatkan dua kali lipat mengingat bahan baku tersedia melimpah.(cr-2)

PELITA :: 20 Desember 2011,Hal.2

Share:
[addtoany]