Perhutani Stop Pakai Senpi Untuk Amankan Hutan

Perum Perhutani menghentikan penggunaan senjata api dalam pengamanan hutan yang disinyalir sering menjadi penyebab tindak kekerasan terhadap masyarakat desa di hutan Jawa. Kesepakatan pengamanan hutan tanpa senjata api (senpi) ini dicapai setelah proses persiapan lebih dari 8 tahun. Untuk mencapai komitmen ini, Perhutani di bantu oleh The Forest Trust (TFT), lembaga swadaya masyarakat Swiss.“Senjata api yang digunakan selama ini oleh petugas Perhutani untuk mengamankan hutan sekarang sudah digudangkan,” kata Scott Poynton, Direktur Eksekutif TFT, dalam siaran pers perusahaan kemarin.

Menurutnya, upaya penggudangan senpi ini merupakan persyaratan bagi perusahaan untuk mendapatkan sertifikasi standard dunia. Dia mengatakan pembeli kayu jati Perhutani di seluruh dunia menilai pengamanan hutan dengan mempersenjatai petugas bukan solusi tepat dalam mengatasi pembalakan liar. Sertifikat Pengelolaan Hutan Lestari yang diterima Perhutani sempat dicabut karena dianggap tidak lagi sesuai dengan ketetapan standar Forest Stewardship Council (FSC). Perhutani menerima Sertifikasi PHL pertama kali pada 1990. Pencabutan itu dilakukan setelah diketahui tingginya tingkat pencurian kayu dan jatuhnya korban meninggal karena tindak ke kerasan petugas. Selama 10 tahun setelah sertifikat FSC untuk Perhutani dicabut, akhirnya dua Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yaitu KPH Kebonharjo dan KPH Kendal di Jawa Tengah meraih kembali Sertifikat FSC dan 57 KPH di dalam areal 2,4 juta hektare hutan dinyatakan bebas senjata.

Direktur Utama Perum Perhutani Bambang Sukmananto menyatakan Perum Perhutani tengah mengincar predikat good performance dalam standard Malcolm Baldrige atas pengelolaan hutan lestari di daerah sesuai dengan target dalam indikator kinerja kunci perusahaan. Dia meyakini target itu dapat dicapai setelah belum lama ini perusahaan mendapat predikat excellent dalam Indonesia Quality Award untuk kinerja 2010. “Masih ada beberapa kinerja yang berkaitan dengan hasil [predikat] harus terus ditingkatkan,” katanya. Bambang mengakui tahun ini performance nilai Malcolm Baldrige Perhutani kurang signifikan peningkatannya sehingga masih tetap di posisi early improvement. Hal ini dikarenakan banyak inovasi sistem manajemen tahun sebelumnya, tetapi hasilnya belum kelihatan pada tahun berikutnya.

Nama Media  :  BISNIS INDONESIA
Tanggal            :  Rabu, 30 November 2011, Hal i6
Penulis             :  Aprilian Hermawan
TONE                :  NETRAL

Share:
[addtoany]