Perhutani Siap Kembangkan Destinasi Wisata Hutan

MEMOTIMUR.COM (17/4/2017) | Untuk meningkatkan sektor wisata Kabupaten Jember, tahun ini Perum Perhutani Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Jember akan mengembangkan puluhan destinasi wisata hutan baru.

“Program Perhutani tahun ini adalah mendukung pemerintah daerah yang ingin menjadikan Jember sebagai kota wisata, sekaligus untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Mudah-mudahan Idul Fitri sudah objek wisata baru sudah siap di samping obyek wisata yang sudah ada,” kata Kepala Perum Perhutani KPH Jember, Karuniawan Purwanto Sanjaya, kepada awak media, kemarin siang.

Untuk tahap awal, kata Karuniawan, pihaknya siap membuka sejumlah titik destinasi wisata baru diantaranya Tancak Guling, Rowo Cangak, SJ 88, wisata Paralayang Mumbulsari, dan sejumlah obyek wisata alam lainnya yang akan dikelola bersama masyarakat.

“Destinasi wisata alam ini diharapkan bisa mewujudkan keinginan pemerintah membangkitkan perekonomiaan masyarakat desa dengan menyediakan parkir untuk desa, rumah makan, lokasi parkir, dan lain sebagainya,” tuturnya.

Perhutani berharap, program skala prioritas dalam dunia pariwisata itu bisa direspon dan mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Jember dengan menyediakan fasilitas penunjang, seperti pembangunan akses jalan, pemasangan JPU, maupun penerapan insentif pajak dalam pengelolaan destinasi wisata tersebut.

“Masalah insentif pajak contohnya, seperti di Kota Batu dan Kabupaten Malang meski berdekatan, pajaknya untuk wisata di Kota Batu itu hanya 10 persen sementara Kabupaten Malang 20 persen, itulah kenapa Kota Batu lebih menarik investor untuk menanamkan modalnya,” imbuhnya

Sekarang Kota Wisata Batu (KWB) terus berkembang, Perhutani berharap nantinya juga ada Kota Wisata Jember (KWJ) yang didalamnya ada JFC, festival, kuliner, dan berbagai obyek wisata yang disajikan kepada wisatawan, sehingga mampu berkompetisi dengan kabupaten lain seperti Banyuwangi dalam pengembangan dunia wisata.

Pengelolaan destinasi wisata alam, menurut Karuniawan merupakan kunci dalam mengoptimalkan aset hutan dan taman nasional di Indonesia. Sebagai langkah memaksimalkan aset tersebut, Perhutani melibatkan generasi muda hingga menggandeng perguruan tinggi di dalam negeri.

“Kami ingin mengetahui faktor-faktor yang paling berperan dalam mendorong keberhasilan pengelolaan hutan dengan interaksi masyarakat sekaligus merumuskan strategi bisnis model yang tepat pada kawasan hutan,” jelas dia.

Dikatakan pula oleh Karuniawan, bahwa aksi kolaborasi dengan BUMN Kehutanan tersebut dapat mengangkat edukasi pariwisata terutama bagi wisatawan mancanegara (wisman).

“Aset Perhutani bisa juga digunakan edukasi tourism sehingga model bisnis yang berkelanjutan, aset Perhutani kekuatannya beragam,” tambahnya.

Selain itu, pihaknya lanjut Karuniawan juga sedang melakukan pendekatan dengan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) setempat untuk mau melakukan pembukaan lahan untuk destinasi wisata alam tersebut.

Ia mengatakan, kalau nantinya pengelolaan objek wisata di kawasan hutan semua diserahkan pada LMDH agar kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan semakin meningkat.

“Pengelolanya kami serahkan LMDH , karena tugas Perhutani menjaga ekosistem, memakmurkan masyarakat, dan mendapatkan keuntungan untuk gaji karyawan,” katanya.

Ia mengatakan pembagian pendapatan antara LMDH dengan Perhutani tidak semua lokasi sama tergantung pendapatannya, dilakukan secara musyawarah yang penting tidak ada yang dirugikan. (afu)

Sumber: memotimur.com

Tanggal: 17 April 2017