Perhutani Sindir Bank BUMN

Perum Perhutani menyindir perilaku bank BUMN yang menilai bisnis kehutanan terlalu beresiko tinggi. Oleh karena itu Perhutani berusaha meyakinkan Citi Indonesia dalam pengadaan fasilitas structured trade dengan plafon Rp 400 miliar. “Belum ada bank BUMN yang menawari, citi berani karena bisnis berisiko jangka panjang. Juga sektor kehutanan dianggap tidak bankable,” kata Sekjen Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto pada acara kerja sama Solusi Customized Structured Trade antara Citi Indonesia dan Perum Perhutani di Jakarta, Rabu (7/12)

Menurut Hadi, fasilitas ini adalah fasilitas bank garansi Perhutani yang dijamin oleh Citi Indonesia. Karena itu dipilihnya bank asing sebagai pembeli bank garansi Perhutani, karena sektor kehutanan dipandang tidak bankable. Selain itu, kata Hadi, Citibank Indonesia dipilih karena baru Citibank yang punya produk. “Kita melihat kredibilitas Citibank, karena perhutani banyak eksport juga, jangka panjang kita akan ekspor memerlukan network bank internasional,” imbuhnya.

Lebih jauh kata hadi, tidak bankablenya sektor kehutanan ini disebabkan karena tiga hal, yaitu tanahnya milik negara, dan ini merupakan jangka panjang, serta tingginya risiko di sektor kehutanan ini. “Belum lagi ada illegal loging, kebakaran,” jelasnya

Hadi menambahkan, dengan mengemban bisnis ekologi yang bergantung iklim, masyarakat, high risk, maka jarang perbankan yang mau membantu. “Tanpa ada mereka rugi, memang ada management fee-nya,” jelasnya.

Dikatakan Hadi, Perhutani mendapatkan garansi Citibank terkait dengan perdagangan. “Jadi Citibank memberikan jaminan atau bank garansi dalam perdagangan Perhutani,” ungkapnya

Hadi menambahkan dengan adanya fasilitas ini memungkinkan Perum Perhutani untuk mempercepat dan meningkatkan perolehan pendapatan, baik melalui penjualan langsung, maupun kerja sama dengan mitra.

Lebih lanjut dia menjelaskan, adanya solusi dari Citi Indonesia, maka penghasilan Perum Perhutani dapat diterima dengan lebih cepat dan aman dari berbagai risiko keuangan. Sehingga, tidak hanya menuai hasil lebih awal, namun juga menyediakan arus kas untuk operasional perusahaan. “Fasilitas ini juga mampu meningkatkan ketepatan prediksi realisasi kas Perhutani,” jelasnya.

Di kesempatan yang sama Direktur Keuangan Perum Perhutani A.N.S Kosasih menyatakan, Perum Perhutani tidak memerlukan sekedar solusi pembiayaan operasional perusahaan, karena kondisi keuangan yang lebih dari cukup kuat. “Yang kami butuhkan adalah kemitraan di mana mitra kami bersedia menanggung risiko yang sama dengan kami dan memiliki sistem manajamen risiko yang baik, karena hanya dengan adanya kedua hal tersebut kami dapat menjamin terlaksananya manajemen keuangan Perusahaaan secara GCG,” pungkasnya. **Mohar.

Nama Media : HARIAN NERACA
Tanggal          : Kamis, 8 Desember 2011, Hal. 6
Penulis           : Mohar
TONE              : POSITIVE

Share:
[addtoany]