Perhutani Tawarkan 2 Lahan Peternakan

Bisnis Indonesia – Perum Perhutani menyiapkan dua lahan peternakan masing-masing sekitar 5.000 hektare kepada PD Dharma Jaya.

Tawaran Perum Perhutani kepada BUMD DKI Jakarta itu guna mendukung ketahanan pangan, khususnya penyediaan daging.

Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar menyatakan, dibandingkan dengan membeli tanah ataupun bergantung pada pasokan dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pemprov DKI lebih baik mulai mengelola lahan peternakan sendiri.

“Kami menyiapkan 5.000 hektare untuk lahan peternakan,” tutur Mustoha Iskandar, Jumat (11/12).

Mustoha pun menerangkan, lokasi lahan peternakan bagi DKI terletak sekitar 50 kilometer dari Jakarta. Adapun dua opsi area yang ditawarkan adalah Parung Panjang, Banten, dan Jonggol, Bogor, Jawa Barat

“Ada dua lokasi, di Parung Panjang, dan Jonggol. Luasnya sekitar 4.903 hektar untuk di Parung Panjang dan 5.991 hektar di Jonggol,” jelas Mustoha.

Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati mengatakan pada Rabu pekan depan, pihaknya akan mulai mensurvei lahan yang ditawarkan Perhutani.

“Saya memilih survei di Parung Panjang,” ujar Marina kepada Bisnis.

Marina menerangkan, nantinya budi daya sapi di lahan peternakan akan mengikuti metode yang dilakukan oleh Australia. Marina menceritakan, untuk satu ekor sapi membutuhkan luas kurang lebih satu hektar.

“Maka harus dilihat luas lahannya. Lalu aspek-aspek yang menunjang seperti ketersediaan airnya,” kata Marina.

Untuk pengelolaan lebih lanjut lahan dari Perhutani dan penggemukan sapi, PD Dharma Jaya membutuhkan suntikan modal pemerintah.

Namun, dalam Kebijakan Umum Anggaran—Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016, PD Dharma Jaya tak mendapatkan penyertaan modal pemerintah.

“Kalau ada PMP saya bisa mulai menjalankan Maret tahun depan, sampai Juni atau September saya bisa running penggemukannya dalam tiga sampai empat bulan,” ungkapnya.

Dia menegaskan, kebutuhan daging di DKI sangat besar per hari sekitar 600 ton per hari. Tingkat permintaan juga akan semakin meningkat antara 40% sampai 60% pada hari raya besar.

“Biasanya kalau lebaran kebutuhan daging meningkat. Sementara kalau Iduladha, kebutuhan sapi yang bertambah,” jelasnya.

Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Heru Budi Hartono pun menyebutkan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sempat mencatutkan sejumlah penyertaan modal pemerintah (PMP) kepada PD Dharma Jaya pada KUA-PPAS 2016.

“Awalnya Pak Gubernur sudah memberikan PMP sekitar Rp50 miliar untuk Dharma Jaya, tetapi entah tidak jadi,” imbuhnya.

Namun, Heru mengatakan PD Dharma Jaya masih berkesempatan mendapatkan PMP dalam pengajuan APBD Perubahan 2016 mendatang. “Nanti PMP bisa diajukan lagi dalam APBD Perubahan 2016,” kata Heru.

INOVASI PANGAN
Dalam perkembangan lain. Director of Innovation, Academic Corporate and Business Unpad Tualar Simarmata mengatakan melalui diskusi Implementasi Konsep Model Sistem Inovasi di bidang pangan ini dilakukan pemetaan terkait potensi setiap daerah untuk basis pangan.

“Jadi setiap elemen dalam pentahelix ini yaitu akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas dan media dapat melakukan fungsinya secara konsisten dan terarah,” ujarnya.

Dia mendorong inovasi dilakukan di semua bidang, teknologi, sosial, budaya. “Perguruan tinggi menjadi agen pengembangan ekonomi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing,” ujarnya.

Selama ini Indonesia banyak mengandalkan sumber daya alam, misalnya biji cokelat, tetapi belum mampu memberikan nilai tambah untuk meningkatkan pendapatan.

“Oleh karena itu, peningkatan nilai tambah melalui inovasi sangat penting untuk menambah prospek bisnisnya sehingga berdaya saing,” tegasnya.

Tualar menambahkan Indonesia menjadi negara yang selalu dibuat tersesat dengan segala kekayaannya, tapi justru yang mengerjakan orang lain.

“Harus ada perubahan paradigma, kita tidak boleh selalu berbasis sumber daya alam tapi juga kualitas sumber daya manusia dan teknologinya,” ujarnya.

Dia menambahkan perubahan pola pikir ini harus dimulai sejak menempuh pendidikan. “Misalnya mendorong dengan berwirausaha dan tidak hanya mencari kerja setelah lulus.” (k29)

Sumber : Bisnis Indonesia, hal. 11
Tanggal : 12 Desember 2015

Share:
[addtoany]